Sport
Minggu, 16 Juli 2017 - 20:54 WIB

LIGA 2 : Begini Kronologi Keributan Suporter di Laga PSIR Vs Persis Solo

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ricuh PSIR vs Persis (JIBI/Solopos/Moh. Khodiq Duhri)

Liga 2 diwarnai dengan kericuhan suporter.

Solopos.com, REMBANG – Keributan suporter terjadi di laga PSIR Rembang vs Persis Solo dalam lanjutan Liga 2 di Stadion Krida, Rembang, Minggu (16/7/2017). Akibat kericuhan itu, laga dihentikan pada menit ke-50 dan belum tau kapan bakal dilanjutkan kembali.

Advertisement

Keributan itu bermula saat terjadinya gol oleh tuan rumah di menit ke-48 yang dicetak oleh Rudi Santoso. Suporter Persis menilai gol itu tidak sah karena offside. Tapi, wasit asal Malang, Adi Kristiawan, yang memimpin laga mengsahkan gol tersebut dan membuat suporter Persis bereaksi.

Mereka melemparkan botol minuman kemasan ke arah para pemain PSIR Rembang yang merayakan gol kontroversial itu. Pasoepati semakin marah tatkala wasit meminta pertandingan dilanjutkan. Keputusan wasit itu mengundang reaksi keras anggota Pasoepati yang berjumlah sekitar 3.000 orang.

Mereka terus melancarkan protes dengan lemparan botol ke tengah lapangan dan penonton tim lawan. Hal itu membuat Ganster, julukan suporter PSIR balik bereaksi. Ganster yang duduk di tribun utama ikut melempar botol ke arah suporter bahkan ke arah ofisial dan pemain Persis Solo. Beberapa pemain seperti Akbar Riansyah, Bakori Andreas, Egi Ardy Septian dan Rudiyana terkenal lemparan botol dan batu. Beruntung mereka tidak mengalami luka.

Advertisement

Untuk menghentikan keributan itu, polisi sempat mengerahkan sejumlah anjing untuk membuat kedua suporter tenang. Polisi juga melepaskan sejumlah tembakan peringatan untuk menenangkan suporter. “Saya tadi juga nyaris terkena lemparan batu. Alhamdulillah tidak kena,” papar M. Wahyu saat ditemui Solopos.com seusai pertandingan.

Keributan suporter juga pecah di tribun timur. Kedua suporter yang tadinya duduk berdampingan dengan batas teralis besi tiba-tiba ribut. Lemparan botol dari Pasoepati membuat anggota Ganster berlarian ke arah utara. Para anggota Ganster lalu bereaksi dengan merobohkan pagar di tribun timur sebelah utara.

Hal itu membuat Ganster masuk ke lapangan. Masuknya Ganster ke tengah lapangan membuat polisi kewalahan untuk mengusir mereka. AKBP Pungky Bhuana Santoso turun tangan untuk melerai keributan. Keributan itu membuat para pemain dan ofisial dari kedua klub dievakuasi ke ruang ganti.

Advertisement

Saat ditemui di lokasi, Kapolres Rembang menyebut keributan itu dipicu oleh pelemparan botol dan batu berukuran kecil. Pelemparan botol dan batu itu, kata Kapolres, mempuat suporter lain panik. “Saya belum tahu apakah ada yang luka. Pada prinsipnya, kami sudah bekerja maksimal untuk mengamankan pertandingan ini. Mau dilanjutkan atau tidak itu kewenangan panpel. Saya menjamin keamanan di sini,” papar Kapolres.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif