Teknologi
Sabtu, 15 Juli 2017 - 16:30 WIB

Media Asing Soroti Pemblokiran Telegram di Indonesia

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Menkominfo Rudiantara. (JIBI/Antara)

Reuters dan Strait Times menjadi yang paling awal mengulas pemblokiran Telegram di Indonesia.

Solopos.com, SOLO – Media-media asing turut menyoroti pemblokiran layanan bertukar pesan, Telegram, di Indonesia. Seperti diketahui, Menkominfo telah mengumumkan pemblokiran aplikasi di gawai pintar itu beberapa hari lalu.

Advertisement

Media Singapura, Strait Times, menjadi salah satu yang paling awal melaporkan. Strait Times  mengetengahkan judul Indonesia request ISPs to block Telegram messenger over terror fears.

“Kominfo telah memberitahu penyedia layanan internet untuk memblokir akses ke Telegram karena ditemukan bahwa layanan itu digunakan oleh para teroris,” tulis Strait Times, Jumat (14/7/2017).

“Walau demikian, pernyataan dari Kementerian tak mengindikasikan kapan penyedia layanan internet di Indonesia harus mematuhi permintaan memblokir Telegram. Dan juga, jika diimplementasikan oleh semua ISP, pemblokiran hanya berpengaruh di Telegram versi desktop,”

Advertisement

“Orang masih bisa memakai versi aplikasi smartphone layanan itu, yang lebih banyak digunakan. Namun kementerian menekankan mereka siap mematikan aplikasi Telegram secara komprehensif di Indonesia jika Telegram tak menyiapkan SOP untuk mengendalikan konten melanggar hukum di aplikasi mereka,” papar Strait Times.

Kantor berita Inggris, Reuters, menurunkan berita berjudul “Indonesia blocks Telegram messaging service over security concerns”. Dikatakan pemblokiran Telegram perlu dilakukan karena digunakan untuk menyebar propaganda teroris.

“Indonesia pada hari Jumat memblokir akses layanan messaging terenskripsi Telegram, terkait kekhawatiran Telegram digunakan untuk menyebar propaganda teroris dan radikal di negara mayoritas Muslim terbesar itu,” tulis Reuters, Jumat (14/7/2017).

Advertisement

“Langkah itu dilakukan di tengah kecemasan makin tumbuhnya pengaruh dan kehadiran ISIS di Asia Tenggara seiring kelompok itu kehilangan teritorialnya di Suriah dan Irak,” imbuh Reuters.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif