Jateng
Sabtu, 15 Juli 2017 - 14:50 WIB

KAMPUS DI SEMARANG : Cegah Pungli di Jembatan Timbang, Mahasiswa Undip Ciptakan Alat Ini

Redaksi Solopos.com  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tim Swift dari Undip Semarang menunjukkan alat hasil karyanya yang mampu mendeteksi truk bertonase besar pada jembatan timbang di kampus Undip Semarang, Jumat (14/7/2017). (JIBI/Semarangpos.com/Imam Yuda Saputra)

Kampus Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, mahasiswanya menciptakan alat pendeteksi muatan pada truk yang bisa ditempatkan di jembatan timbang.

Semarangpos.com, SEMARANG – Berawal dari keprihatinan pungutan liar (pungli) yang terjadi di jembatan timbang hingga membuat truk-truk bertonase melebihi batas berkeliaran di jalan, sekelompok mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) Semarang merancang alat yang disebut Swift. Alat ini berfungsi menjadi sensor untuk truk yang kelebihan muatan.

Advertisement

Tim Swift terdiri dari Rofiq Cahyo Prayogo, Ismulia Nur Berlian, Ajeng Kartika Nugraheni Safitry, Rio Julian Azis Pratama, Gilang Dimas di bawah binaan Undip Robotics Development Center (URDC).

“Alat ini mampu mendeteksi truk yang kelebihan beban. Dengan alat ini, maka truk yang over kapasitas tidak akan bisa melewati portal di jembatan timbang,” jelas juru bicara tim, Ajeng, saat dijumpai wartawan di Gedung Serbaguna Undip, kampus Tembalang, Semarang, Jumat (14/7/2017).

Ajeng menyebutkan berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2014-2015 pertumbuhan truk mencapai 12.407 unit. Banyaknya truk itu tak terlepas dari konsumsi barang yang terus meningkat. Kondisi itu pun membuat para pengemudi truk berbuat nakal dengan mengangkut barang hingga melebih tonase. Kelebihan muatan itu pun dianggap sebagai salah satu penyebab jalan berlubang hingga kemacetan lalu lintas.

Advertisement

Sementara itu salah satu anggota tim, Rofiq, menyebutkan cara kerja alat yang dinamai Swift itu. Sebelum melewati portal jembatan timbang, ada alat yang merupakan bagian Swift dan disebut Radio Frequency Identification (RFI) ditempelkan pada pelat nomor truk. Sementara peralatan lainnya dari Swift ditempelkan di portal jembatan timbang.

RFI itu akan mendeteksi jenis dan berat barang yang diangkut truk itu dalam radius 15 meter. “Jika truk mengangkut barang yang melebihi muata, maka portal otomatis tidak bisa membuka. Namun, jika sesuai portal akan membuka,” terang Rofiq.

Rofiq menambahkan, ide pembuatan Swift ini berawal dari sebuah diskusi yang timnya gelar pada Juni 2016 lalu. Namun, pelaksanaan pembuatan alat tersebut baru dilakukan pada Desember 2016.

Advertisement

“Biaya yang kami butuhkan untuk membuat prototipe ini sekitar Rp6 juta. Tapi, jika diaplikasikan di jembatan timbang membutuhkan biaya mencapai Rp25 juta. Saat ini kami sudah menjalin komunikasi dengan Dinas Perhubungan agar aplikasi ini bisa ditempatkan di jembatan timbang yang asli,” tutur Rofiq.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif