News
Jumat, 14 Juli 2017 - 14:46 WIB

Dukung Sultan Tolak Jalan Tol, Seperti Ini Suara Warganet

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Komentar warganet tentang berita "Sultan Tolak Adanya Jalan Tol di DIY" di fanspage FacebookHarian Jogja

Gubernur DIY Sri Sultan HB X menolak pembangunan tol di provinsi ini.

 

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA- Rencana pemerintah membangun jalan bebas hambatan di DIY menemui hambatan. Gubernur DIY Sri Sultan HB X menolak pembangunan tol di provinsi ini.

Baca juga : Sultan Tidak Setuju Adanya Jalan Tol di DIY

Sultan menganggap jalan tol akan merugikan masyarakat. Jalan tol hanya menguntungkan perusahaan yang membuat dan mengoperasikannya. Di sisi lain, penduduk di sekitar jalan bebas hambatan tidak akan banyak merasakan manfaat.

Advertisement

“Kalau jalannya diperlebar silakan. Tetapi kalau jalannya ditutup [karena dijadikan tol], [masyarakat] mau berjualan dan mendapatkan manfaat tidak bisa,” kata Sultan saat syawalan bersama masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul di Bangsal Sewokoprojo, Wonosari, Kamis (13/7/2017).

Berita ini mendapatkan dukungan dari warga internet (warganet). Hal ini terlihat dari komentar di fanspage Facebook Harian Jogja. Dalam kiriman tentang berita tersebut, muncul ratusan komentar dari warganet.

Mayoritas komentar mendukung Sultan. Ada yang berterima kasih, ada yang memuji Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat tersebut, bahkan ada yang menambahkan komentar dan analisis sesuai pendapatnya.

Bersambung halaman 2, Sebuah komentar yang kurang mendukung Sultan

Advertisement

Sebuah komentar yang kurang mendukung Sultan, mendapat bully dari warganet lain.

Sebuah komentar yang kurang mendukung Sultan, mendapat bully dari warganet lain. Komentar ini muncul dari akun Facebook bernama Den Baguse Ngarso yang menuliskan “Kapan majunya DIY, jalan tol g boleh??”

Komentar tersebut mendapat puluhan balasan yang berisi bullyan. Salah satunya, Kusmardiyanto Toso yang menulis “Apa kemajuan kota itu krn adanya jalan tol?”.

Akun Ariff Solikhudin menambahkan “JOGJA UDAH MAJJUIUUUU Brow…,g tau metu wong iku…“, akun Supriyono Zastro menulis “Sik ngomong udu wong jogja ne’e mas broo“, ada lagi akun Dwi Frankkents Purnomo berkomentar “Wow ra donk, cobo ndelok sing ono tol, sik nikmati nak sik mbangun tol wong numpak motor ora iso lewat, Pinggir dalan yow arang bakul makanan opo jajanan“.

Advertisement

Mendapatkan banyak balasan dan bully-an, akun Den Baguse Ngarso kemudian memohon maaf. Namun, akun tersebut kemudian memberikan penjelasan. “Mohon maaf… eranya skrg jalan bebas hambatan… contoh surabaya… dari bandara ke kota dibuat tol. Krn akses lewat jalan biasa macet, bisa berjam2. Bagaimana dgn bandara baru kulon progo? Andai pemikirannya anti jalan tol? Akses ke kota bisa lama. Sekarang solo, magelang semarang, aksesnya tol. Jogja masih mau bermacet2? Helowww…,” tulis akun tersebut.

Sebuah akun bernama Calon Mantan ikut berkomentar dengan memberikan penjelasan “Sudah direncanakan koridor transportasi mulai temon hingga prambanan mas mbak, kebetulan saya ikut buat perencanaan hingga raperdanya. Permintaan langsung dari ngarso dalem agar memperhatikan kepentingan masyarakat Jogja. Insya Alloh Jogja maju tanpa tol. Rencananya akan dibangun kereta bandara, beberapa stasiun akan dibuat maju seperti di luar negeri. Harusnya kita mendukung konsep ekonomi kerakyatan yang diusung oleh Pak Sri Sultan“.

Bersambung halaman 3, Tak hanya komentar dari akun Den Baguse Ngarso yang di-bully.

Tak hanya komentar dari akun Den Baguse Ngarso yang di-bully.

Advertisement

 
Tak hanya komentar dari akun Den Baguse Ngarso yang di-bully. Sebuah komentar dari akun Ari Sumari juga mendapatkan banyak balasan dari warganet. Komentar tersebut berbunyi “Jalan mundur inilah ragam INDONISIA jadi kira lambat maju krana pemimpin pemikiran dangkal“. Kontan saja, warganet yang merasa warga Jogja dan mencintai Jogja, membalas komentar tersebut.

Akun Gedep Jogja langsung bertanya, “Sehat mas“, ditambah akun Nur Indra  yang menulis “Njenengan sanes tiyang jogja njeh mas? Ckck pantes“, akun Nurul Al Amin menulis “Mz e kurang turu kuwi,,, Yo ngono kuwi nek ra ngerti silsilah Ngayojokaryo…” dan masih banyak komentar lain.

Adapun di luar komentar dari dua akun tersebut, hampir semua mendukung Sultan untuk menolak jalan tol.

Akun Dwi Yudo Siswanto misalnya, yang menulis “Inggih dhawuh Sultan.. Pantas banget jadi Rajanya rakyat…. mikirkan wong cilik , ora nutupi rezekine masyarakat. Setujukah Para Gubernur yanglain ???????“, kemudian akun Joko Munandar yang menulis “Joss (y) mantab rajaku…. TIdak semua ke-modernisasi-an berdampak baik bagi seluruh masyarakat. Mungkin sebagian masyarakat saja“.

Cahyo Susanto menambahkan “Maju tidaknya suatu daerah bukan di ukur dengan adanya TOL , belum tentu daerah yg di lewati TOL itu lebih maju ,.kalo pengen g macet ya usul sama pemerintah untuk membatasi penjualan kendaraan bermotor atau mobil di DIY , terus nek mw di lebarin jalane monggo ,.yg penting kompensasi kepada yg terdamapak ,.SULTAN ISTIMEWA”

Ada lagi akun Hari Sulistiyo yang berkomentar “Jalan diperlebar, gak perlu jalan tol. Jalan tol hanya boleh yg punya mobil. Rakyat kecil yg punya motor gak bisa lewat.kasihan kawulo alit.”

Advertisement

Bersambung halaman 4, Kementerian PUPR memasukkan pembangunan tol Jogja-Bawen dan Jogja-Solo

Kementerian PUPR memasukkan pembangunan tol Jogja-Bawen dan Jogja-Solo dalam Proyek Strategis Nasional yang dituangkan dalam Peraturan Presiden No.3/2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.
Untuk diketahui, Februari 2017 lalu, Kementerian PUPR memasukkan pembangunan tol Jogja-Bawen dan Jogja-Solo dalam Proyek Strategis Nasional yang dituangkan dalam Peraturan Presiden No.3/2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.

Ada 17 proyek pembangunan tol yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional dengan total biaya investasi mencapai Rp232,06 triliun untuk panjang 1.533,1 kilometer. Kementerian PUPR akan mengajukan pinjaman dana dari Asian Infrastructure Investment Bank, Tiongkok.

Setelah masuk dalam Proyek Strategis Nasional, pembangunan tol Jogja-Bawen dan Jogja-Solo akan mendapat prioritas penganggaran serta mendapatkan jaminan ataupun dana talangan seperti talangan lahan oleh Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN).

Pada bulan yang sama, Pelaksana Tugas Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR Herry Trisaputra Zuna mengatakan persiapan pembangunan tol tersebut terus digodok. BPJT membuka lelang penyusunan dokumen perencanaan pengadaan tanah dan kaji ulang studi amdal dengan pagu alias batas tertinggi senilai Rp3 miliar.

Jika tidak ada aral melintang, jalan bebas hambatan Jogja-Bawen akan dibangun pada 2018.

Herry mengatakan penentuan jalur tol akan bergantung dengan kontur tanah dan ketersediaan dananya.

Herry Trisaputra Zuna mengatakan tol Jogja-Bawen akan masuk dalam jaringan tol di kawasan Semarang, Solo, dan Jogja.

Di Bawen, telah ada jalan tol Semarang-Solo yang beroperasi dua seksi yakni seksi satu Tembalang-Ungaran sepajang 16,3 km dan seksi dua Ungaran-Bawen sepanjang 11,3 km. Seksi tiga Bawen-Salatiga masih dalam tahap konstruksi. Tol Jogja-Bawen akan disambungkan dalam jaringan seksi tiga. Selain ketiga seksi itu, tol Semarang-Solo memiliki dua seksi lagi yakni seksi empat Salatiga-Boyolali sepanjang 22,4 km dan seksi lima Boyolali-Kartosuro sepanjang 11,1 km. Tol Jogja-Bawen akan dibangun pada 2018 dan pemerintah membutuhkan suntikan modal sedikitnya Rp12 triliun sampai Rp13 triliun.

Tujuang utama pembangunan tol Jogja-Bawen sebenarnya adalah melambungkan popularitas Candi Borobudur yang masuk dalam 10 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN).

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif