Jogja
Kamis, 13 Juli 2017 - 21:20 WIB

Sabu-Sabu dalam Teko dari Nigeria Dikirim ke Alamat Fiktif, Seperti Ini Pengungkapannya

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Harian Jogja/Gigih M. Hanafi Petugas menghadirkan barang bukti narkoba jenis sabu-sabu berikut salah seorang tersangka (kiri) saat rilis pengungkapan kasus di KPPBC TMB B Yogyakarta, KAmis (13/7). BArang bukti seberat 48,05 gram tersebut dikirim dari negara Nigeria melaluii Kantor Pos yang dimasukkan pada 24 pcs Eyeliner.

Aksi penyelundupan sabu-sabu dari Nigeria  berhasil diungkap Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Jogja

 
Harianjogja.com, SLEMAN– Aksi penyelundupan sabu-sabu dari Nigeria  berhasil diungkap Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Jogja. Sabu-sabu senilai Rp50 juta itu selundupkan lewat paket berupa teko.

Advertisement

Baca juga : Penyelundupan Sabu-sabu dari Nigeria Terungkap, Disembunyikan dalam Teko

Paket tersebut dikirim oleh seseorang bernama Oronkwo, asal Lagos, Nigeria. Sementara penerima paket bernama Anton Hartan warga Desa Ngasem, RT 03 RW 21 Mertoyudan, Magelang.

Advertisement

Paket tersebut dikirim oleh seseorang bernama Oronkwo, asal Lagos, Nigeria. Sementara penerima paket bernama Anton Hartan warga Desa Ngasem, RT 03 RW 21 Mertoyudan, Magelang.

Wadir Res Narkoba Polda DIY AKBP Baron Wuryanto menyebut setelah dilakukan pelacakan, rupanya nama tersebut fiktif. Begitu juga dengan nomor ponsel yang tertera pada alamat tersebut. “Saat melacak alamat, kami hanya bertemu dengan seseorang bernama Eko Budi Sujarwo alias Boim,” katanya,  dalam keterangan di Kantor KPPBC Jogja, Kamis (13/7/2017).

Saat petugas menanyakan keberadaan Anton, Eko menyebut paket tersebut dikirimkan untuk kakaknya yang sedang ada di luar. Karena tidak sesuai dengan nama penerima, paket tersebut akhirnya tidak diberikan.

Advertisement

Petugas kemudian mendatangi kembali kediaman Eko. Setelah meyakini barang tersebut milik Eko, petugas bersama orangtua dan pihak RT setempat, membuka paket tersebut bersama-sama.

“Setelah dipastikan kepemilikan barang itu, dia [pemilik] kami amankan ke Polda DIY,” jelas pamen dua melati di pundak ini.

Saat dilakukan pemeriksaan tes urin di Polda DIY, Eko dinyatakan positif mengkonsumsi sabu. Eko juga tercatat sebagai residivis kasus narkoba dan baru tiga minggu keluar dari penjara.

Advertisement

Baron menjelaskan nama penerima barang tersebut, sengaja dibuat fiktif untuk mengelabui petugas. Aparat kepolisian, juga sempat melacak keberadaan nomor telpon yang tertera dalam paket tersebut. “Setelah dicek ternyata nomor itu milik seorang petani yang ada di Berbah,” jelasnya.

Tersangka yang kini mendekam di sel tahanan Mapolda DIY, terancam jerat Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkoba. Untuk kasus kali ini, Polda DIY menjerat tersangka sebagai pengedar narkoba.

“Hukuman kurangan minimal 6 tahun. Ancaman kurungan maksimal seumur hidup bahkan bisa terancam hukuman mati karena barang bukti lebih dari lima gram,” jelasnya.

Advertisement

Ditambahkan Sudiman, Kepala Setral Pengolahan Pos Plemburan Jogja, pengungkapan kasus paket sabu-sabu dari luar negeri itu baru pertama terjadi. Sebelumnya, tahun lalu pengiriman paket ganja 50kg juga diungkap. Hanya saja, paket tersebut dikirim melalui Aceh. “Kiriman paket dari negara yang dicurigai, seperti Negeria, Denmark, Polandia patut dicurigai petugas,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif