Jogja
Kamis, 13 Juli 2017 - 10:55 WIB

PERIKANAN BANTUL : Waspada Virus Tilapia, Apa Itu?

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi ikan gabus dan ikan air tawar lainnya (JIBI/Solopos/Antara)

Perikanan Bantul, KPP memberikan peringatan serangan virus

Harianjogja.com, BANTUL — Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan Bantul mulai waspada akan serangan Tilapia Lake Virus (TiLV) atau virus Tilapia pada ikan nila. Kewaspadaan tersebut menyusul adanya peringatan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada pekan lalu.

Advertisement

Peringatan ini bukanlah yang pertama kalinya. Pada April lalu, KKP melalui Badan Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (BKIPM) KKP juga pernah merilis siaran yang menyebutkan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya KKP telah mengeluarkan larangan tentang impor ikan nila dari negara terkena wabah.

Kepala Disperpautkan Bantul, Pulung Haryadi mengatakan meski belum ada laporan dari masyarakat pihaknya telah mengantisipasi virus tersebut dengan menerapkan metode Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB). Apalagi ikan nila merupakan komoditas ikan air tawar terbesar yang kedua di Bantul. Metode CPIB merupakan cara pengembangbiakan ikan dengan lebih memperhatikan ransum, pengairan dan kebersihan kolam. Pengelolaan lingkungan juga paling diutamakan dalam metode ini.

“Misalnya jangan sampai memberikan pakan yang terlalu banyak karena jika tidak termakan malah akan beresiko menimbulkan virus,” katanya pada Rabu (12/7/2017).

Advertisement

Apalagi menurut Pulung, Bantul belum dapat memenuhi kebutuhan akan bibit nila secara mandiri. Dari kebutuhan sekitar 10 juta benih per tahun, Bantul baru dapat memenuhi sekitar empat juta benih saja. Sisanya diambilkan dari Sleman, beberapa daerah di Jawa Barat dan Jawa Timur. Maka peredaran benih ikan nila benar-benar diperhatikan dengan menggiatkan penggunaan metode CPIB. Sebab, pengawasan terhadap komoditas ikan belum mempunyai sistem tetap seperti pada komoditas ternak lainnya.

“Kami ambil tindakan preventif dengan membekali SDM yang ada tentang pengetahuan memilih benih ikan yang baik karena dari sisi aturan belum ada,” ucapnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif