Pedagang Pelataran Pasar Klewer Solo resah karena ada barang dagangan mereka yang hilang.
Solopos.com, SOLO — Pedagang pelataran Pasar Klewer Solo resah karena ada dua pedagang yang kehilangan barang dagangan dalam tiga hari terakhir. Pedagang resah karena setelah kejadian tersebut belum ada upaya riil dari pengelola pasar terkait jaminan keamanan mereka.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com di Pasar Klewer lantai IV, keresahan dan kekhawatiran pedagang muncul setelah barang dagangan milik Ari, pedagang di blok P, hilang pada Rabu (13/7/2017). “Sebanyak 5,5 kodi barang dagangan saya hilang. Ada celana jeans dan gamis. Barang-barang itu saya simpan dalam karung, lantas karungnya disobek, dan barang dagangannya diambil,” kata Ari, saat berbincang dengan Solopos.com, Kamis (13/7/2017).
Dari kejadian yang menimpa Ari kemudian diketahui ada satu pedagang lagi di blok sisi utara yang juga sempat kehilangan barang dagangannya sebanyak satu karung. “Tapi katanya kejadiannya Senin [10/7/2017]. Artinya di sini kami benar-benar meminta adanya jaminan keamanan,” ujar Ari.
Dari kejadian yang menimpa Ari kemudian diketahui ada satu pedagang lagi di blok sisi utara yang juga sempat kehilangan barang dagangannya sebanyak satu karung. “Tapi katanya kejadiannya Senin [10/7/2017]. Artinya di sini kami benar-benar meminta adanya jaminan keamanan,” ujar Ari.
Modus pencurian dengan menyobek karung berisi dagangan kerap dialami pedagang saat mereka masih berjualan di pasar darurat di Alun-alun Utara Keraton Solo. Namun, saat itu pedagang bisa memaklumi lantaran Alut adalah tempat terbuka.
“Tapi di sini kok ya bisa ada pencurian. Katanya keamanan terkontrol apalagi kami dilantai paling atas, harusnya orang ndak bisa masuk pasar setelah pasar ditutup,” tutur Ari.
Sebagai informasi, di pelataran Pasar Klewer pedagang mendapat fasilitas satu kotak tempat menyimpan barang dagangan. “Namun, kotak berbahan seng atau kayu itu kebanyakan tidak mencukupi untuk menyimpan barang. Pasti ada sebagian yang ditempatkan dalam karung,” ujar Ari.
Di Pasar Klewer yang belum lama ini diresmikan itu pun belum ada fasilitas kamera CCTV. Dia khawatir kejadian tersebut terulang lagi jika dari pengelola tidak memberikan jaminan keamanan bagi pedagang di pelataran.
Pedagang lainnya, Karti, menyampaikan 90% pedagang di pelataran akan menyimpan sebagian barang dagangannya dalam karung lantaran daya tampung kotak dagangan sangat terbatas. Dia pernah mengalami kehilangan barang dagangan saat masih di Alut.
“Modusnya sama, menyobek karung, kemudian diambil barang yang masih dibungkus plastik. Kalau yang sudah pakai hanger tidak diambil.”
Karti khawatir kejadian yang menimpa Ari bisa terjadi pada pedagang lain. “Pulang ke rumah selalu kepikiran.”
Dia meminta agar sistem keamanan di pasar lebih diperketat. “Kalau katanya tutup pukul 17.00 WIB, ya sudah setelah jam itu jangan ada lagi orang yang boleh masuk pasar. Pagi juga sama, buka pukul 08.00 WIB, kalau subuh ada yang mau masuk jangan diperbolehkan.”
Lurah Pasar Klewer, Edi Murdiarso, mengatakan berdasarkan laporan yang diterimanya hanya ada satu pedagang yang kehilangan barang dagangan. Dia hanya meminta pedagang tidak lagi meninggalkan barang dagangan mereka dalam bungkusan karung.
“Kalau tidak muat masuk dalam kotak ya bawa pulang. Yang namanya pedagang pelataran ya seperti itu, mereka kan seperti pedagang oprokan, selesai berjualan jangan ada barang dagangan yang ditinggalkan,” ujar Edi.
Dia menduga hilangnya barang dagangan milik pedagang di pelataran terjadi menjelang pasar tutup. “Kalau malam hari saya kira enggak mungkin karena pukul 18.00 WIB, pasar harus tutup, hanya petugas keamanan yang bisa masuk untuk patroli.”