Soloraya
Selasa, 11 Juli 2017 - 17:15 WIB

LALU LINTAS SOLO : Berbahaya, Pengendara Motor Nekat Terobos SSA Jl. S. Parman

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pengendara motor nekat masuk Jl. S. Parman dari simpang Balapan dengan melawan arus lalu lintas, Selasa (11/7/2017) siang. (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Solopos)

Lalu lintas Solo, sejumlah pengendara motor nekat melanggar SSA di Jl. S. Parman.

Solopos.com, SOLO — Sejumlah pengendara sepeda motor nekat melanggar sistem satu arah (SSA) di Jl. S. Parman, Banjarsari, Solo. Para pengendara motor itu menerobos masuk dari arah selatan ke utara padahal jalan itu hanya boleh dari arah utara ke selatan.

Advertisement

Aksi mereka membikin arus lalu lintas di Jl. S. Parman yang tengah dalam proses perbaikan itu menjadi kacau. Pantauan Solopos.com, Selasa (11/7/2017) pukul 11.45 WIB, sejumlah pengguna sepeda motor dari arah Jl. S. Parman (Pasar Legi) maupun JL. Monginsidi (Stasiun Solo Balapan) nekat masuk Jl. S. Parman dengan melawan arus lalu lintas. (Baca juga: Jl. S. Parman Jadi Satu Arah, Kepadatan Lalin Menyebar ke Sejumlah Lokasi)

Mereka melaju di lajur timur yang tengah dipadati kendaraan dari arah utara ke selatan. Para pengendara sepeda motor tersebut tidak bisa melewati lajur barat yang telah ditutup barikade Dinas Perhubungan (Dishub) Solo.

Seorang pengendara sepeda motor asal Kelurahan Nusukan, Banjarsari, Hidayat, 43, menyesalkan sikap para pengendara motor yang nekat melanggar aturan dengan masuk Jl. S. Parman dari selatan ke utara. Dia menilai seharusnya para pengendara mematuhi ketentuan rekayasa lalu lintas tersebut demi keselamatan dan kenyamanan bersama.

Advertisement

Hidayat mengusulkan Pemkot Solo atau Polresta Solo menerjunkan petugas di lapangan yang siap memberikan sanksi kepada pelanggar aturan lalu lintas. “Kebangetan mereka [pengendara motor] yang nekat masuk sini [Jl. S. Parman] dari arah selatan. Bahaya sekali. Mereka nekat melawan arus. Bahkan beberapa dari mereka mengendarai sepeda motor dengan laju kencang karena mungkin takut ketahuan petugas. Saya yang melaju dari arah utara jadi deg-degan. Bisa ditabrak. Seharusnya kendaraan dari selatan bisa pilih jalan lain,” kata Hidayat saat ditemui Solopos.com di halaman Pasar Elpabes setelah lewat Jl. S. Parman pada Selasa siang.

Warga Kelurahan Kauman, Handono, 38, juga mengeluhkan sikap para pengendara motor yang nekat masuk Jl. S. Parman dari simpang Balapan. Dia menyebut aksi mereka merugikan para pengendara lain yang telah mematuhi peraturan.

Handono merasa terganggu ketika ada pengendara sepeda motor nekat masuk lajur timur di utara persimpangan sebidang Balapan yang semestinya diperuntukkan pengendara dari arah utara ke selatan. Dia menyebut perlu ada petugas yang selalu mengawasi pergerakan di simpang Balapan, terutama saat jam sibuk seperti berangkat, istirahat, dan pulang kerja.

Advertisement

“Saya rasakan dampak perbaikan Jl. S. Parman sudah membuat kemacetan di mana-mana. Jangan sampai kondisi ini diperparah dengan tingkah para pengguna kendaraan yang tidak mau mematuhi aturan. Semua pengguna kendaraan seharusnya mengikuti arahan rekayasa lalu lintas yang disiapkan pemerintah supaya tidak membuat kekacauan,” jelas Handono saat ditemui Solopos.com di depan RS Triharsi setelah lewat Jl. S. Parman.

Kasi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas Dinas Perhubungan (Dishub) Solo, Ari Wibowo, menjelaskan kebijakan rekayasa lalu lintas di Jl. S. Parman saat perbaikan jalan tahap I berbeda dengan tahap II sekarang. Dia menyebut Dishub kali ini tidak memperbolehkan juga kendaraan roda dua masuk Jl. S. Parman dari arah selatan ke utara.

Pada rekayasa lalu lintas saat perbaikan jalan tahap I, Dishub masih memperbolehkan pengguna sepeda motor masuk Jl. S. Parman dari simpang Balapan. “Bukan hanya mobil, kami sekarang melarang juga sepeda motor masuk Jl. S. Parman dari simpang Balapan. Kami minta pengguna sepeda motor sementara mencari jalan lain jika ingin menuju wilayah Solo utara. Pengguna sepeda motor dari selatan kini tidak kami perbolehkan masuk karena tidak memungkinkan untuk bisa dilewatkan secara contra flow ke lajur jalan yang telah diperbaiki. Berbeda dengan sebelunya. Lajur jalan barat bisa untuk contra flow karena cukup lebar,” jelas Ari.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif