Soloraya
Minggu, 9 Juli 2017 - 18:35 WIB

INFRASTRUKTUR SRAGEN : Jembatan Kembang Sambirejo Batal Dibangun, Warga 2 Desa Kecewa

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Moh Khodiq Duhri)

Infrastruktur Sragen, warga dua desa di Sambirejo kecewa karena jembatan yang menghubungkan desa mereka batal dibangun.

Solopos.com, SRAGEN — Jembatan Kembang yang menghubungkan Dukuh Sejeruk, Desa Musuk, dengan Dukuh Kembang, Desa Jetis, Kecamatan Sambirejo, Sragen, batal dibangun pada 2017.

Advertisement

Padahal Pemkab Sragen sudah mengalokasikan anggaran Rp2,79 miliar untuk pembangunan jembatan yang putus bertahun-tahun lalu itu. Batalnya pembangunan jembatan tersebut membuat warga di Desa Musuk dan Desa Jetis kecewa karena warga di dua desa itu sudah membebaskan lahan senilai Rp27,5 juta untuk mendukung pembangunan jembatan itu.

Kepala Bagian (Kabag) Pelayanan Pengadaan Barang dan Jasa (BPBJ) Sekretariat Daerah (Setda) Sragen, Tedi Rosanto, saat ditemui Solopos.com, Jumat (7/7/2017) sore, menyampaikan ada dua jembatan yang dibatalkan lelangnya karena ada faktor teknis yang tidak memungkinkan. Dua jembatan itu, yakni Jembatan Musuk (Jembatan Kembang) senilai Rp2,79 miliar dan Jembatan Bejingan di Masaran senilai Rp2,74 miliar.

“Khusus di Musuk itu karena faktor tanahnya yang labil sehingga membutuhkan konstruksi fondasi dengan waktu yang lama sehingga tidak memungkinkan untuk dibangun pada 2017. Sementara untuk Jembatan Bejingan itu karena tidak ada kontraktor yang menawar proyek itu mengingat nilai pagunya kecil,” ujar Tedi.

Advertisement

Kepala Desa Musuk, Sambirejo, Sragen, Suharno, saat dihubungi Solopos.com, Sabtu (8/7/2017), mengaku kecewa setelah dipanggil Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Sragen, beberapa hari lalu. Suharno diminta datang ke Kantor Dinas PUPR itu hanya untuk diberi tahu pembangunan Jembatan Kembang batal.

“Saya ditunjukkan hasil uji geologi dari lembaga berwenang yang menjadi pertimbangan pembatalan pembangunan jembatan itu. Bahkan ada CV yang katanya menang lelang justru mengembalikan proyek jembatan itu setelah melihat kondisi fisik di perbatasan Kembang dan Sejeruk. Jembatan itu sangat dibutuhkan warga karena orang Musuk yang mau ke Kembang mayoritas hanya melewati jembatan itu,” ujar Suharno.

Suharno mengatakan warga sudah mengeluarkan biaya untuk pembebasan lahan di lokasi jembatan yang akan dibangun dengan menelan dana Rp27,5 juta. Dia mengatakan dana itu ditanggung Pemerintah Desa Musuk dan Pemerintah Desa Jetis.

Advertisement

“Kalau di Musuk diambilkan kas desa tetapi di Jetis itu ada warga yang iuran. Kalau proyeknya dibatalkan hla terus bagaimana? Yang penting itu anak-anak Sejeruk yang sekolah di Kembang itu bagaimana? Selama ini menggunakan jembatan sesek,” tuturnya.

Terpisah, Kades Jetis, Priyono, juga kaget setelah diberi tahu Kepala Desa Musuk tentang batalnya pembangunan Jembatan Kembang itu. Dia menyampaikan warga tahunya jembatan dibangun tahun ini karena dari Dinas PUPR sudah mengukur dan sudah ada alokasi anggaran.

“Kami juga meminta warga iuran Rp10.000 per keluarga untuk pembebasan lahan di lokasi jembatan yang akan dibangun itu. Kalau batal lalu bagaimana saya harus bicara dengan warga? Kami khawatir warga bergejolak,” tuturnya.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif