Soloraya
Minggu, 9 Juli 2017 - 22:35 WIB

ASAL USUL : Taman Pancasila Karanganyar Dulunya Pasar Tradisional

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana Taman Pancasila Karanganyar, Jumat (7/7/2017). (Istimewa/Dokumentasi Diskominfo Karanganyar)

Asal usul Taman Pancasila di pusat kota Kabupaten Karanganyar dulunya adalah pasar tradisional.

Solopos.com, KARANGANYAR — Anggota Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) Kabupaten Karanganyar, Agam Bintoro, mengingat saat dirinya mengenakan seragam sekolah dasar (SD). Gurunya pernah mentraktir Agam makan soto di pasar tradisional di pusat kota kabupaten.

Advertisement

“Pulang lomba tingkat kabupaten ditraktir soto di Pasar Karanganyar. Pasarnya di tempat yang sekarang Taman Pancasila itu. Itu dulu pasar tradisional di Kecamatan Karanganyar,” kata Agam saat ditemui Solopos.com di ruang kerjanya, Jumat (7/7/2017).

Pasar Karanganyar yang dimaksud Agam itu kondisinya nyaris sama dengan Pasar Karangpandan. Lantai dari tanah uruk warna hitam yang dipadatkan. Ada los dan pedagang oprokan. Khas lainnya adalah banjir saat hujan deras.

Ambane sak lapangan itu [Luasnya selapangan itu]. Satu-satunya pasar di Karanganyar. Nah, di dekat pasar ada tempat mangkal bemo. Sekarang jadi pintu masuk rumah dinas Bupati sebelah barat. Itu tahun 1970-an,” ujar dia.

Advertisement

Mantan Bupati Karanganyar, Waluyo Cokro Darmanto, mengambil kebijakan menata wajah Karanganyar. Sasarannya memindahkan Pasar Karanganyar kala itu ke dekat Perumahan Pelita di Bejen. Bekas Pasar Karanganyar ditata menjadi ruang publik.

“Dibikin taman. Lalu ditambah patung hewan, seperti jerapah. Ada patung perjuangan. Fungsinya menjadi ruang publik. Nah, pedagang yang dipindah ke dekat perumahan itu mengaku enggak laku. Mereka mencari tempat lain,” jelas dia.

Pedagang Pasar Karanganyar bergeser ke salah satu wilayah di Jungke, Karanganyar. Pedagang menggelar lapak di antara permukiman di Jungke. “Pedagang nyumpel di Jungke. Lalu diakomodasi pemerintah jadi Pasar Jungke sekarang. Pemerintah membeli tanah menjadi aset pemerintah dan dijadikan pasar,” ungkap dia.

Advertisement

Bupati Karanganyar, Juliyatmono, mempercantik wajah ruang publik Taman Pancasila. Yuli, sapaan akrab Juliyatmono, menambahkan patung proklamator Republik Indonesia dan memasang paving. Harapannya saat itu adalah warga Karanganyar dapat memanfaatkan untuk aktivitas, seperti olahraga, menongkrong, berfoto, dan lain-lain. Tetapi, praktiknya lain.

“Jadi pasar lagi. Bedanya dengan dulu, sekarang pasar malam. Wong Jawa kuwi ibarat danyang ora gelem ngalih. Sudah kodratnya. Lokasi strategis, jantung kabupaten, orang pasti lewat situ.” Sri Sumi Handayani

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif