Warga Kampung Wonosaren RT 005/008, Kelurahan Jagalan, Jebres, Solo membudidayakan lebah untuk menghasilkan madu di tengah sempitnya permukiman. Mereka menjual madu 400 ml seharga Rp250.000.
Solopos.com, SOLO – Apa yang Anda bayangkan kita bicara ternak madu? Tentu kotak-kotak tempat koloni madu berada, misalnya di tengah hutan atau padang rumput. Apa jadinya jika koloni madu dibudidayakan di tengah kota seperti di Solo? Mustahil? Tentu saja tidak.
Di deretan rumah mungil di Kampung Wonosaren RT 005/008, Kelurahan Jagalan, Jebres, Solo, diproduksi madu yang digandrung konsumen asal Solo sampai Semarang. Adalah Sadino, warga asal Dusun Widoro, Desa Sumberwungu, Tanjungsari, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang memulai produksi madu di kawasan Jagalan pada 1983.
Berbekal keterampilan yang ia bawa dari kampung halaman, Sadino mulai menjajal ternak lebah madu di tanah rantau sebagai penambah penghasilan. “Dulu saya bekerja sebagai buruh di salah satu pabrik tekstil. Karena sudah familiar dengan lebah madu, jadi saya beternak lebah madu untuk menambah penghasilan,” ujarnya saat ditemui