Jogja
Kamis, 6 Juli 2017 - 22:20 WIB

15 % Penderita TB di DIY Kebal Obat

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi. (JIBI/Reuters)

Angka penderita Tuberculosis resistent obat di DIY ditaksir terus mengalami peningkatan

Harianjogja.com, JOGJA- Angka penderita Tuberculosis resistent obat di DIY ditaksir terus mengalami peningkatan dan hingga 2014, presentasenya cukup tinggi.

Advertisement

Mantan ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) cabang DIY, Yusrizal menyatakan berdasarkan data tahun 2014, ada 6.269 orang yang dicurigai mengindap TB. Dari 6.269 orang tersebut yang positif TB adalah 2.977.

Yusrizal mengatakan 15% dari 2.977 orang yang mengidap TB adalah penderita TB resistent obat yang disebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis yang telah mengalami kekebalan terhadap obat.

Advertisement

Yusrizal mengatakan 15% dari 2.977 orang yang mengidap TB adalah penderita TB resistent obat yang disebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis yang telah mengalami kekebalan terhadap obat.

Meskipun ia tidak menunjukkan data pembanding, tapi Yusrizal meyakini angka penderita TB resisten di DIY setiap tahun mengalami peningkatan. “Setiap tahun meningkat,” jelasnya seusai bertemu dengan Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X di Komplek Kepatihan, Rabu (5/7/2017).

Yuzrizal menduga salah satu penyebab kenapa angka penderita TB resistent obat cukup tinggi dan senantiasa mengalami peningkatan di DIY adalah karena rendahnya komitmen penderita TB dalam berobat dengan sungguh-sungguh.

Advertisement

Sementara itu dokter spesialis pulmonologi atau paru RS Sardjito, Munawar Gani menyatakan saat ini baru ada satu rumah sakit yang bisa menangani penderita Multi Drug Resistant Tuberculosis (MDR-TB), yaitu Rumah Sakit Sardjito.

“Sementara pengobatan hanya ada satu di RS Sardjito. Pengobataan harus baik, tepat. Karena jika pengobataannya tidak tepat maka akhirnya menciptakan kekebalan baru. Biaya tinggi dan pengobatannya lama. Butuh keseriusan, dan dananya banyak,” jelasnya.

MDR-TB sendiri merupakan penyakit yang di sebabkan oleh bakteri tuberkolosis yang sudah kebal terhadap obat-obatan terutama: Ripampisin ( R) dan Izoniasid ( INH). Di Banyak kasus, kadang ditambah dengan obat-obatan lainya, misalnya Etambhutol ( E), dan obat-obatan lainnya.

Advertisement

Wakil Gubernur DIY, Paku Alam X menyatakan penyakit TB memang menjadi salah satu hal yang menjadi keprihatian Pemerintah Daerah DIY. Menurutnya, Pemda DIY sejauh ini sudah menyediakan Rumah Sakit khusus paru Respira untuk menekan angka penderita TB.

Ia menyebut seharusnya rumah sakit khusus paru juga dibangun di setiap kabupaten dan kota di DIY agar memudahkan pelayanan dan penanganan kepada penderita TB.

“Tapi kembali lagi ke pemberdayaan masyarakat. Masyarakat sendiri kadang kurang peduli terhadap penyakit. Ada anggota keluarga atau warga di sekitar yang sakit, tapi dibiarkan. Mestinya ada dorongan untuk bagaimana bisa berobat. Karena TB ini unik. Di level tertentu bakterinya resistens,” jelasnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif