News
Rabu, 5 Juli 2017 - 16:30 WIB

Muhammadiyah Bantah Dukung Full Day School karena Alasan Primordial

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy saat bertegur sapa dengan puluhan murid MIM Tanjungsari Gunungkidul, Minggu (9/4/2017). (David Kurniawan/JIBI/Harian Jogja)

PP Muhammadiyah membantah dukungan terhadap kebijakan full day school karena alasan primordial latar belakang Mendikbud.

Solopos.com, SUKOHARJO — Sekretaris Jenderal (Sekjen) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu’ti, mengatakan keputusan organisasinya mendukung sekolah lima hari sepekan (full day school) bukan karena alasan primordial. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy memang dikenal memiliki latar belakang Muhammadiyah.

Advertisement

Kata Mu’ti, alasan dukungan itu dapat dijelaskan secara akademik maupun praksis. “Karena kita melihat di antara persoalan pendidikan yang kita hadapi sekarang ini adalah persoalan karakter. Dan pendidikan karakter itu merupakan bagian dari amanat undang-undang sistem pendidikan nasional,” ujar dia ketika ditemui wartawan di sela-sela Silaturahim dan Halal Bihalal Keluarga Besar Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) di Auditorium Mohammad Djazman, Kartasura, Sukoharjo, Senin (3/7/2017).

Menurut dia, full day school bukan sesuatu yang baru karena Mendikbud sebelumnya, Anies Baswedan, juga sudah membuat kebijakan tentang pendidikan karakter. Namun, saat itu Anies melakukannya mengubah kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) menjadi kurikulum 2013 dengan penekanan pada sikap sosial dan spiritual.

Kini, Muhadjir berusaha meningkatkan upaya pendidikan karakter melalui full day school. “Saya kira persoalan sudah semakin jelas. Dan kekhawatiran bahwa sekolah lima hari akan mematikan diniyah tidak perlu terjadi,” katanya.

Advertisement

Menurutnya, sudah ada komunikasi dan penjelasan secara langsung oleh Mendikbud maupun para pejabat di Kemendikbud soal kekhawatiran ini. Muhammadiyah sendiri tidak berencana membicarakan hal ini dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Namun, dia mengakui sempat mengikuti pemberitaan bahwa Muhammadiyah akan untuk menyiapkan peraturan presiden tentang full day school bersama Mendikbud dan NU.

Namun, belum menerima ada surat dari presiden untuk pertemuan itu. Muhammadiyah, kata dia, siap memberikan masukan dalam mendukung kebijakan pendidikan karakter melalui full day school.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif