Soloraya
Selasa, 4 Juli 2017 - 19:15 WIB

SMP SBBS Gemolong Sragen Tak Diminati dalam PPBD Online 2017

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bupati Kusdinar Untung Yuni Sukowati didampingi Kepala SMA SBBS Gemolong Muh. Amir Zubaidi meninjau kondisi SBBS Gemolong, Sragen, Sabtu (30/7/2016). Bupati ingin memastikan manajemen sekolah itu berjalan baik. (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Tak ada satu pun calon siswa yang mendaftar SMP SBBS Gemolong Sragen lewat PPDB online.

Solopos.com, SRAGEN — SMP Sragen Bilingual Boarding School (SBBS) Gemolong, Sragen, tak mendapat satu pun calon siswa baru lewat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) online 2017. Pada masa daftar ulang per Selasa (4/7/2017), tak ada satu pun calon siswa yang mendaftar di SMP berkuota 160 siswa tersebut.

Advertisement

Penjelasan itu disampaikan Sekretaris Panitia PPDB Online Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sragen, Sunar, saat ditemui Solopos.com di ruang kerjanya, Selasa siang. Sekretaris Disdikbud Sragen yang juga Ketua Panitia PPDB Online Disdikbud Sragen, Suwardi, juga membenarkan kondisi sekolah perjanjian kerja sama (SPK) tersebut.

SMP SBBS Gemolong menjadi salah satu dari 21 SMP negeri yang masih kekurangan siswa hingga daftar ulang per Selasa. Disdikbud masih memastikan hasil daftar ulang pada hari terakhir, Rabu (5/7/2017), tentang sekolah mana saja yang masih kekurangan siswa.

Puluhan SMP negeri yang kekurangan siswa itu berada di daerah pinggiran kabupaten dan merata di 20 kecamatan. “SMP SBBS Gemolong itu sebenarnya merupakan sekolah favorit. Karena berstatus sekolah negeri maka diikutsertakan dalam PPDB online 2017. Ternyata dari kuota 160 siswa itu tidak ada satu calon siswa yang mendaftar di sekolah eks kerja sama Pasiad itu saat PPDB online. Ya, mungkin sekolah itu menerima siswa dari jalur offline. Untuk data siswa yang diterima lewat jalur offline belum dilaporkan ke Disdikbud,” ujar Sunar.

Advertisement

Kepala SMP SBBS Gemolong, Sragen, Nur Cipto, belum bisa dimintai keterangan terkait penerimaan calon siswa baru di sekolah yang dipimpinnya karena saat dihubungi Solopos.com ponselnya mati.

Sunar menduga kurangnya minat calon peserta didik yang mendaftar di SMP SBBS Gemolong itu mungkin karena biaya yang cukup mahal. Sunar mencatat sejumlah SMP negeri yang kekurangan cukup banyak siswa per Selasa siang, di antaranya SMPN 2 Jenar masih kekurangan 89 siswa, SMPN 1 Kalijambe masih kurang 98 siswa, SMPN 2 Sambungmacan masih kurang 60 siswa, SMPN 2 Mondokan juga kekurangan siswa sampai 53 orang dari kuota 160 siswa.

“Sebenarnya pembukaan PPDB online gelombang II itu sebagai kebijakan pemerintah untuk memenuhi kuota siswa di 21 sekolah itu. Kalau jumlah rombongan belajar [rombel] kurang dari 20 orang akan berpangaruh pada jam mengajar guru. SMP swasta tidak setuju. Padahal SMP swasta itu diberi kebebasan dalam PPDB, mau online atau offline tidak masalah. Seperti MTsN yang diduga mendahului start itu karena ada kebebasan dalam PPDB,” tuturnya.

Advertisement

Terpisah, Sekretaris Disdikbud Sragen, Suwardi, menyampaikan masalah di SMP SBBS Gemolong itu nanti solusinya dilakukan PPDB offline. Selama ini, Suwardi menilai PPDB di SMP SBBS Gemolong itu dilakukan secara offline karena ada tes pengetahuan langsung saat mendaftar.

“Dalam PPDB di SMP SBBS Gemolong itu ada keterlibatan orang tua siswa. Kemarin itu karena sekolah negeri kemudian diikutkan PPDB online,” ujarnya.

Suwardi memastikan PPDB online gelombang II tetap jalan pada pekan depan khusus untuk SMP negeri yang kekurangan siswa signifikan. Dia menargetkan setiap rombel di SMP negeri itu minimal 20 siswa. “Kami tinggal menunggu hasil daftar ulang besok seperti apa,” tambahnya.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif