News
Selasa, 4 Juli 2017 - 09:30 WIB

Kurs Rupiah Terus Melemah hingga Rp13.399/US$

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi menghitung rupiah. (Rachman/JIBI/Bisnis)

Kurs rupiah terpantau terus melemah pada pembukaan pagi ini.

Solopos.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah melemah 22 poin atau 0,16% ke Rp13.390 per dolar AS seiring pergerakan IHSG pada pembukaan perdagangan hari ini, Selasa (4/7/2017). Pantauan pada pukul 09.24 WIB, rupiah terus melemah 31 poin atau 0,23% ke Rp13.399 per dolar AS.

Advertisement

Pantauan JIBI/Bisnis, nilai tukar rupiah ditutup melemah pada perdagangan kemarin Senin (3/7/2017). Rupiah ditutup melemah tipis 0,15% atau 20 poin ke Rp13.368 per dolar AS, setelah dibuka dengan penguatan 0,14% atau 19 poin di posisi 13.329 per dolar AS.

Sejak awal perdagangan, rupiah bergerak di zona hijau, namun menjelang akhir perdagangan rupiah terus tertekan hingga berbalik melemah.

Sepanjang perdagangan kemarin, rupiah bergerak di kisaran Rp13.316 – Rp13.383 per dolar AS.

Advertisement

Adapun pada perdagangan Jumat (30/6), rupiah ditutup terdepresiasi 0,14% atau 18 poin di posisi 13.348 per dolar AS.

Sementara itu, Indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback terhadap sejumlah mata uang utama terpantau menguat 0,40% atau 0,38 poin ke level 96,012 pada pukul 16.05 WIB.

Indeks dolar berbalik menguat setelah kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS ke level tertinggi dalam tujuh pekan membantu menghentikan kerugian yang menekan kinerja dolar ke level terendah sejak tahun 2010.

Advertisement

Seperti dilansir Reuters, tanda-tanda pergeseran terhadap pengetatan kebijakan pekan lalu dari pejabat bank sentral di luar Amerika Serikat mendorong euro naik di atas US$1,14 ke level tertinggi di lebih dari satu tahun, namun dukungan bank sentral terhadap suku bunga pasar yang lebih tinggi terus mendukung greenback.

“Alasan mengapa imbal hasil obligasi AS meningkat adalah mereka mengikuti imbal hasil obligasi Eropa yang lebih tinggi dalam sepekan terakhir,” kata Sam Lynton-Brown, analis BNP Paribas, seperti dikutip Reuters

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif