Soloraya
Minggu, 2 Juli 2017 - 22:35 WIB

WISATA SOLO : Begini Penampilan Putra PB XIII sebagai Joko Tingkir di Pekan Syawalan TSTJ

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Putra Paku Buwono XIII, G.P.H. Mangkubumi (kiri), memerankan Joko Tingkir dalam Kirab Joko Tingkir saat puncak perayaan Pekan Syawalan di Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ), Solo, Minggu (2/7/2017). (M. Ferri Setiawan/JIBI/Solopos)

Wisata Solo, kirab Joko Tingkir digelar untuk meramaikan Pekan Syawalan TSTJ.

Solopos.com, SOLO — Joko Tingkir berjalan perlahan menuju getek di pinggir telaga. Ia membawa tombak dengan bunga melati di ujungnya. Pakaian beskap hitam yang ia kenakan menambah wibawanya.

Advertisement

Tiga orang abdi dalem turut serta menyusuri telaga. Tiba-tiba, sekelebat gerakan dari tengah telaga membuyarkan candaan para burung yang bertengger di dahan-dahan pohon. Mereka segera terbang tak tentu arah karena merasa terganggu.

Rupanya beberapa siluman sedang menunggu kedatangan Joko Tingkir. Di antara mereka ada beberapa siluman buaya. Joko Tingkir dan para pengawal di getek tak gentar sedikit pun. Mereka justru mengarahkan getek itu agar mendarat di pulau tengah telaga.

Advertisement

Rupanya beberapa siluman sedang menunggu kedatangan Joko Tingkir. Di antara mereka ada beberapa siluman buaya. Joko Tingkir dan para pengawal di getek tak gentar sedikit pun. Mereka justru mengarahkan getek itu agar mendarat di pulau tengah telaga.

Setelah turun, dua kubu saling berhadapan. Tanpa banyak bicara, para siluman menyerang Joko Tingkir. Namun, karena kedigdayaan ilmu kanuragannya, hanya dengan tangan kosong, para siluman itu dengan mudah dikalahkan.

Para abdi dalem juga tak mau kalah. Mereka mengeluarkan berbagai jurus untuk menundukkan para siluman yang menyerang itu. Setelah keberhasilan itu, Joko Tingkir melanjutkan perjalanan dengan mengendarai getek.

Advertisement

Setelah itu, 2.000 ketupat dan 2.000 kue apam disebar. Masyarakat antusias berebut apam dan ketupat. Sebelum atraksi di telaga, rombongan yang terdiri atas Joko Tingkir dan para hulu balang berpawai dari depan Kampus Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo.

Joko Tingkir dalam pawai tersebut diperankan G.P.H. Mangkubumi yang merupakan putra Sampeyandalem Ingkang Sinuhun Kangjeng Susuhunan Paku Buwono (PB) XIII. Ia menaiki satu dari dua kereta kencana.

Di bagian belakang kereta kencana ada gunungan berisi ketupat dan apam, barisan berbaju pengawal keraton dan pemakai kostum batik ala Solo Batik Carnival (SBC). G.P.H. Mangkubumi mengatakan itu adalah kali kedua dirinya memerankan Joko Tingkir dalam Kirab Joko Tingkir. Ia mengaku hanya melakukan persiapan selama sehari.

Advertisement

“Persiapannya geladi untuk silat. Lainnya ikuti arahan panitia. Kebetulan yang berperan jadi siluman adalah para seniman ketoprak sehingga gerakan silatnya menyesuaikan itu,” kata dia saat ditemui wartawan seusai acara.

Budayawan Solo, K.P.A. Winarno Kusumo, mengatakan kirab tersebut memang tidak ada kaitan langsung dengan Joko Tingkir sang Raja Pajang. Namun, kirab itu sudah dilakukan sejak era Wali Kota Hartomo pada 1970-an.

“Kupat [ketupat], dalam falsafah Jawa artinya ngaku lepat [mengaku salah]. Dengan kirab dan rebutan ketupat mari kita rebutan salah. Bukan berebut merasa paling benar,” kata dia.

Advertisement

Salah seorang pengunjung TSTJ, Nunik, 39, mengatakan ikut mengambil ketupat dan kacang panjang dari gunungan. Perempuan asal Kampung Sewu, Jebres, itu ingin ngalap berkah dari ketupat yang sudah didoakan itu. “Ketupatnya nanti mau dimakan. Baru kali ini saya datang saat kirab,” kata dia.

Direktur Utama (Dirut) TSTJ, Bimo Wahyu Widodo Dasir Santoso, mengatakan ada 300 peserta kirab. Ia mengaku senang dengan antusiasme warga yang hadir hari itu. ia memprediksi kunjungan hari itu 13.000-15.000 orang.

“Sebagai lembaga konservasi, kami merasa bangga dengan antusiasme warga. Semoga revitalisasi bisa segera terealisasi,” katanya saat ditemui wartawan.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif