Jogja
Minggu, 2 Juli 2017 - 05:19 WIB

LIBUR LEBARAN 2017 : Pedagang Dawet Tambah Porsi hingga Tiga Kali Lipat

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Penjual dawet di sepanjang Proliman Tamanmartani Kalasan mendulang untung selama libur lebaran tahun ini, Jumat (30/6/2017). (Abdul Hamid Razak/JIBI/Harian Jogja)

Musim libur lebaran selalu membawa keuntungan sendiri bagi pedagang dawet di sepanjang jalur lambat Tamanmartani, Kalasan

 

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN– Musim libur lebaran selalu membawa keuntungan sendiri bagi pedagang dawet di sepanjang jalur lambat Tamanmartani, Kalasan.

Suprihono, misalnya, salah seorang pedagang dawet di kawasan itu menyebut libur lebaran selalu membawa keberuntungan. Penjualan dawetnya meningkat. Jika hari-hari biasa bisa menjual 50 porsi per gelas, selama libur lebaran minimal 200 porsi per gelas.

“Harganya tetap, nggak naik Rp4.000 per porsi,” katanya kepada Harianjogja.com, Jumat (30/6/2017).

Advertisement

Berbeda dengan dawet lainnya, Supri mengaku dawet yang dijualnya spesial sehingga digandrungi pelanggan. Setiap porsi dawet yang ditawarkan berisi potongan nangka yang begitu lezat. “Ini yang spesial dibanding lainnya,” kata warga asli Sawuh, Sukoharjo itu.

Hal senada disampaikan Suyati. Penjual dawet ini juga menjadi jujugan bagi pemudik saban musim libur lebaran. Keramahan pelayanan tetap dinomor satukan agar pelanggan tetap kembali.

“Datang setahun sekali nggak masalah. Banyak pelanggan saya ada dari Semarang, Jakarta dan Bandung. Kalau mereka mudik pasti mampir,” kata Suyati sambil melayani pembeli.

Advertisement

Jika di luar lebaran dia bisa menjual 100 porsi selama libur 300 porsi sehari bisa terjual. Rata-rata penjual dawet, katanya, menambah porsi untuk menyambut libur Lebaran seperti ini. “Soalnya permintaan dawet meningkat dua sampai tiga kali lipat dibandingkan hari biasa,” sergahnya.

Per satu porsi, pedagang rata-rata menaikkan harga Rp500. Selepas libur lebaran harga kembali normal. “Kalau kualitas bahan terjamin, pelayanan tetap yang terbaik biar pelanggan nggak kapok kembali,” ujar perempuan asli Bayat Klaten itu.

Memang kawasan sepanjang jalanan ini terkenal dengan jajanan dawet. Para penjual  Dawet berjejer dari sebelah timur hingga melewati persimpangan Proliman. Mereka berjualan sejak pagi hingga sore hari. Kondisi itu dimanfaatkan oleh para pemudik untuk singgah melepas penat.

Tidak hanya pemudik dari arah Timur (Klaten),pemudik dari arah Barat pun rela untuk memutar balik demi menikmati kesegaran dawet di sana.”Kalau panas-panas begini enaknya memang minum es dawet. Segar,” kata Purwatno, pemudik asal Grabag, Purworejo.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif