Soloraya
Sabtu, 1 Juli 2017 - 20:30 WIB

KEBAKARAN SRAGEN : Rumah di Kalijambe Terbakar, Warga Gotong Royong Padamkan Api

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kebakaran (Backgroundpictures.org)

Kebakaran terjadi di Kalijambe Sragen.

Solopos.com, SRAGEN — Kebakaran ringan terjadi di kediaman Sri Wianto, warga Karangjati RT 009, Kalijambe, Sragen, Sabtu (1/7/2017) sekitar pukul 06.00 WIB. Tidak ada korban jiwa atau luka dalam musibah tersebut.

Advertisement

Namun kejadian itu sempat membuat warga desa setempat geger. Mereka bahu membahu berusaha memadamkan api secara manual. Agar tak jatuh korban, aliran listrik di wilayah itu pun dimatikan sementara.

Langkah itu dilakukan sembari menunggu kedatangan armada damkar terdekat yakni dari Pos Damkar Gemolong. Informasi yang diperoleh Solopos.com, musibah itu diduga disebabkan hubungan pendek arus listrik (korsleting).

“Beruntung api tak sampai membuat rumah korban ludes terbakar. Kerugian materiil pun ditaksir hanya Rp15 juta. Kesigapan warga sangat membantu,” ujar dia Kasi Trantib Kalijambe, Agus Subagyo, kepada Solopos.com.

Advertisement

Upaya pemadaman api oleh warga dan armada damkar membuahkan hasil sekitar pukul 07.00 WIB. Si jago merah yang semula mulai membesar berhasil dijinakkan. Pemadaman api dilakukan hingga benar-benar mati.

“Pukul 07.00 WIB api sudah bisa diatasi, dipadamkan. Tapi warga tetap memantau bara api agar tak kembali membesar. Kalau di desa gotong royongnya masih bagus. Semua bahu membahu turun ke TKP,” imbuh dia.

Terpisah, Wakil Ketua DPRD Sragen, Hariyanto, menilai keberadaan pos-pos pemadam kebakaran di wilayah sangat dibutuhkan di Sragen untuk kecepatan respons saat terjadi musibah kebakaran di daerah pelosok.

Advertisement

Semakin cepat mobil damkar bisa sampai ke lokasi kebakaran, eskalasi dampak negatif dari musibah tersebut bisa diminimalisasi. Apalagi area Bumi Sukowati yang terdiri 20 wilayah kecamatan sangat luas.

“Perlu dirumuskan bagaimana bisa dibentuk pos-pos atau unit damkar di beberapa wilayah di Sragen. Sebab bila mengandalkan armada damkar dari Sragen kota, bangunannya bisa sudah ludes,” tutur dia.

Kendati anggaran daerah terbatas, Hariyanto menilai jumlah armada damkar perlu ditambah secara bertahap. “Targetnya di setiap pusat eks wilayah kawedanan ada armada damkar yang siaga,” imbuh dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif