News
Jumat, 30 Juni 2017 - 14:10 WIB

Media Korut Ungkap Persamaan Trump dan Hitler

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Donald Trump (kiri) dan Adolf Hitler (kanan) (Youtube.com)

Salah satu media massa di Korea Utara menyamakan Trump dengan Hitler.

Solopos.com, PYONGYANG – Korea Utara (Korut) menyamakan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, dengan pimpinan Nazi Jerman, Adolf Hitler. Menurut mereka, kebijakan Trump sama kejamnya dengan yang pernah dilakukan Hitler. Pernyataan itu disampaikan menjelang kunjungan presiden Korea Selatan, Moon Jae In, ke Washington DC, Amerika Serikat.

Advertisement

Sebuah editorial yang ditulis Korean Central News Agency (KCNA) menyebut kebijakan Trump serupa dengan Naziisme di abad ke-21. Dalam tulisan itu disebutkan prinsip pertama AS adalah mendukung dominasi dunia dengan cara militer seperti yang dilakukan pada masa Hitler.

KCNA mengklaim strategi dua negara Trump di semenanjung Korea didasarkan pada kebijakan Hitler yang memisahkan seseorang dari rekannya. Mereka menganggap Trump membenarkan penindasan dan menciptakan ketakutan. Bahkan, kebijakan imigrasi yang diterapkan Trump dianggap sama dengan fasisme.

“Dia (Trump) merendahkan sejarah AS. Sejak bangkitnya America First, dunia seolah tak pernah memiliki hari tenang,” demikian penggalan kalimat yang ditulis dalam editorial tersebut seperti dikutip Telegraph, Selasa (27/6/2017).

Advertisement

Lebih lanjut dalam editorial itu dijelaskan ideologi Trump mendorong invasi dan berusaha menginjak kedaulatan suatu negara. “America First adalah nazi versi AS yang mencengkram di abad ini dengan kekejamannya,” sambung artikel itu.

Semua pendapat itu ditulis berdasar pidato yang disampaikan Trump saat inaugurasi Januari 2017 lalu. Saat itu, ia menyebutkan prinsip America First yang dianggap membagi dunia dalam dua kategori, yakni teman dan musuh demi membenarkan penindasan.

Sebagai penutup, dalam artikel itu KCNA mengimbau masyarakat dunia untuk bersatu melawan dominasi kekuasaan AS. Sebab, mereka menganggap AS bertanggung jawab atas krisis yang terjadi di beberapa negara, khususnya Timur Tengah.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif