Entertainment
Kamis, 29 Juni 2017 - 21:41 WIB

Enam Kelompok Siap Ramaikan Festival Ketoprak di Balekambang

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pergelaran Ketoprak Kerabat Kerja Seniman Muda Surakarta di Taman Balekambang, Solo (Burhan Aris Nugraha/JIBI/Solopos)

Pemkot Solo siap menggelar Festival Ketoprak pada Juli mendatang.

Solopos.com, SOLO–Masih mengangkat tema besar kampanye kesenian tradisi, pergelaran festival ketoprak akan kembali digelar di Gedung kesenian Balekambang, selama dua hari berturut-turut mulai Jumat (7/7/2017) mendatang. Ada enam kelompok ketoprak dari Sragen, Solo, dan Karanganyar yang akan meramaikan agenda tahunan Pemkot Solo ini.

Advertisement

Saat berbincang dengan Solopos.com, Kamis (29/6/2017), Ketua Panitia Tatak Prihantoro menyebutkan mayoritas pemain merupakan grup remaja. Hal ini sesuai dengan misi mereka menjadikan acara tersebut sekaligus sebagai proses regenerasi seniman tradisi.

“Sebenarnya ini festival ketoprak umum, tapi kebetulan sejak beberapa tahun terakhir yang ikut terlibat adalah para remaja. Tahun ini juga begitu, mayoritas pemain adalah remaja,” kata dia, Kamis.

Memanfaatkan waktu hanya sekitar 50 menit, para peserta festival nantinya akan menampilkan pementasan dengan konsep ketoprak garap. Dengan cerita yang tak hanya menghibur melainkan juga mengandung nilai-nilai kehidupan sesuai zaman sekarang.

Advertisement

Beberapa judul yang bakal dipentaskan dalam festival Sandiwara Jawa ini di antaranya Tahta Rembulan, Adanu Blawu, Ampak-Ampak ing Tlatah Bronggah, dan Kidung Tlatah Serang. Tak sekadar menghibur penonton, pentas mereka juga bakal dinilai para dewan juri untuk merebut trofi juara.

Sutradara Komunitas Seniman Remaja Gumregah, Panggah Rudhita Mardi Atmaja, Kamis, menjelaskan Kidung Tlatah Serang merupakan cerita fiktif yang diilhami oleh perjuangan Nyi Ageng Serang. Kisahnya dimulai dari keadaan Tlatah Serang yang berantakan setelah ditinggal Nyi Ageng Serang saat membantu peperangan Diponegoro.

Banyak wilayah yang diambil alih VOC kala itu. Suasana yang tak karuan membuat rakyat harus berjuang sendiri melawan penindasan. Persiapan menjelang festival ini sudah mereka lakukan sejak jauh-jauh hari.

Advertisement

Panggah dan timnya mulai sibuk latihan agar tampil maksimal dalam ajang bergengsi tersebut. Sedikitnya ada 25 pemain dan pemusik yang aktif latihan setiap hari. “Ada 15 pemain, dan 10 pemusik. Dengan dominasi pemain remaja,” kata Panggah.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif