Jogja
Selasa, 27 Juni 2017 - 12:50 WIB

LEBARAN 2017 : Jangan Lagi Ada Balon Udara maupun Lampion Diterbangkan

Redaksi Solopos.com  /  Galih Eko Kurniawan  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pengunjung menerbangkan lampion dalam perhelatan hari pertama Tanjung Adikarto Fair di Pelabuhan Tanjung Adikarto, Karangwuni, Sabtu (24/6/2017). (JIBI/Harian Jogja/Uli Febriarni)

Memiliki Bandara Adisutjipto, yang menjadi bandara internasional dengan frekuensi penerbangan cukup padat

Harianjogja.com, JOGJA—Kapentak Lanud Adisutjipto, Mayor Sus Giyanto, mengimbau warga untuk tidak menerbangkan balon udara maupun lampion di agenda Lebaran kali ini.

Advertisement

Menurut dia, Jogja memiliki Bandara Adisutjipto, yang menjadi bandara internasional dengan frekuensi penerbangan cukup padat. “Apalagi di momentum Idulfitri dan syawalan, penerbangan makin padat. Maka hal ini [balon udara] akan berisiko tinggi,” ungkapnya, Selasa (27/6/2017).

Di DIY, balon udara dalam bentuk lampion salah satunya diterbangkan dalam acara hari pertama Tanjung Adikarto Fair di Pelabuhan Tanjung Adikarto, Karangwuni, Sabtu (24/6/2017). Ratusan lampion diterbangkan seusai takbir keliling. Pada acara puncak, akan diterbangkan lampion dalam jumlah lebih banyak, yakni sekitar 1.500 lampion.

Giyanto menuturkan ada 19 laporan penerbangan terkait dengan adanya balon udara tersebut. “Balon udara tidak bisa ditawar lagi, jelas mengganggu dunia penerbangan. Sangat membahayakan kalau sampai masuk ke mesin. Bisa mengorbankan banyak orang,” paparnya.

Advertisement

Dari 19 laporan itu, pada Senin (26/6/2017) ada sembilan laporan sedangkan pada Selasa (27/6/2017) ini ada 10 pesawat yang menemui balon udara. Salah satu pesawat yang bertemu itu yakni Malaysia Airlines, yang terbang di ketinggian 38.000 kaki dari Melbourne ke Kuala Lumpur.

Wilayah yang dilaporkan terdapat balon udara di langitnya adalah Magelang, Wonosobo, Temanggung, Purbalingga, Kebumen, Purworejo, Cilacap, Banjarnegara dan Kulonprogo. Wilayah ini masuk dalam Yogyakarta Military Control Airspace.

Lebih lanjut, Giyanto mengungkapkan sebenarnya masyarakat Jogja dan sekitarnya sudah memahami tentang keberadaan dan bahaya dari balon udara tersebut jika diterbangkan. Namun, kadang karena kepentingan sesaat lupa diri dan lepas kontrol sehingga menerbangkan balon udara tersebut.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif