Soloraya
Selasa, 27 Juni 2017 - 15:10 WIB

Festival Kuliner Tradisional Klaten Pecahkan Rekor MURI

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Perwakilan MURI menyerahkan piagam pemecahan rekor kategori sajian makanan tradisional dengan variasi terbanyak kepada panitia Festival Kuliner Tradisional di Alun-alun Klaten, Selasa (27/6). (JIBI/Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Pemecahan rekor MURI terjadi di Klaten.

Solopos.com, KLATEN – Festival Kuliner Tradisional Klaten yang digelar Alun-Alun Klaten, Selasa (27/6/2017), memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) kategori variasi makanan tradisional terbanyak.

Advertisement

Penyerahan piagam penghargaan dilakukan bersamaan dengan pembukaan festival kuliner, Selasa pagi. Hadir dalam acara itu, Plt Bupati Klaten, Sri Mulyani, anggota komisi VI DPR, Aria Bima, pakar kuliner, William Wongso, jajaran Muspida, serta perwakilan MURI.

Perwakilan MURI, Sri Widayanti, mengatakan ada 408 variasi jenis makanan tradisional yang disajikan dalam festival tersebut. “Rekor ini sekaligus menumbangkan rekor sebelumnya dari Pemerintah Kabupaten Malinau pada 2008 dengan 276 variasi,” kata Sri Widayanti saat membacakan pengumuman pemecahan rekor MURI di Alun-alun Klaten, Selasa.

Sri Widayanti mengatakan pemecahan rekor MURI di Klaten bukan kali pertama. Sebelumnya ada pemecahan rekor penyajian tumpeng terbanyak, pemeriksaan gula darah dengan peserta terbanyak, lomba simulasi sekolah siaga bencana dengan peserta terbanyak, pembuatan lambang PMI terbesar, serta perempuan pasangan bupati dan wakil bupati pertama.

Advertisement

Festival tersebut digelar Koperasi Pedagang Kaki Lima Manunggal didukung Pemkab Klaten. Ketua Panitia Festival, Roby Wijaya, mengatakan 480 variasi makanan tradisional itu terdiri dari masakan dan jajanan. Sekitar 1.845 pedagang ikut festival tersebut.

Festival mulai Selasa pagi hingga malam. Selain penyajian kuliner, pada Selasa pagi juga digelar makan kembul bersama. Panitia juga me-launching aplikasi smart city yang dibuat bekerja sama dengan Indonesia Indicator. Pentas budaya digelar pada Selasa sore dan pagelaran wayang kulit pada Selasa malam.

“Ada tiga harapan pedagang yang ingin kami sampaikan, mohon diberi akses mudal usaha dan bunga lunak, dibantu meningkatkan keterampilan, dibantu kemudahan lebih luas lagi daripada tumpah di jalan apakah mungkin memanfaatkan halaman kantor untuk berdagang malam hari,” ungkapnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif