Jogja
Selasa, 27 Juni 2017 - 13:40 WIB

EKONOMI KREATIF : Peduli Kesehatan, Inovasikan Sabun Herbal Unik

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Produk Saboen (IST/dok. Saboen)

Ekonomi kreatif berupa sabun kesehatan

Harianjogja.com, BANTUL — Mengembangkan industri sabun herbal rumahan dilakukan Dimas sejak 2015 lalu. Kepedulian akan kesehatan serta ketertarikannya pada desain produk yang unik mengantarkannya pada ide awal membangun bisnisnya tersebut.

Advertisement

Awalnya, Dimas (34), warga Kembaran, Tamantirto, Kasihan, Bantul pernah mencoba berbagai jenis usaha seperti bisnis ayam potong jawa, ternak bebek pedaging, pupuk kompos, budi daya jamur tiram, hingga service komputer. Namun, diakui Dimas dalam beberapa tahun ia hanya mampu mengembangkan berbagai jenis usaha tersebut dalam waktu singkat saja.

Lama ia berlalu lalang dalam lingkaran bisnis yang bermacam, membuatnya berpikir untuk fokus menjalani satu bisnis saja. Baginya, dengan berfokus pada satu jenis usaha akan memudahkannya dalam mengatur jalannya usaha, dalam pemasaran misalnya. Akhirnya ia memilih untuk mencari referensi melalui internet, media sosial. Ia mencari produk yang menurutnya unik, menarik, dan pada saat itu eye catching. ia menemukan sebuah produk kecantikan, yakni sabun yang diproduksi di luar negeri. Produk sabun tersebut lantas dipelajarinya mulai dari bahan, hingga pengemasan.

Advertisement

Lama ia berlalu lalang dalam lingkaran bisnis yang bermacam, membuatnya berpikir untuk fokus menjalani satu bisnis saja. Baginya, dengan berfokus pada satu jenis usaha akan memudahkannya dalam mengatur jalannya usaha, dalam pemasaran misalnya. Akhirnya ia memilih untuk mencari referensi melalui internet, media sosial. Ia mencari produk yang menurutnya unik, menarik, dan pada saat itu eye catching. ia menemukan sebuah produk kecantikan, yakni sabun yang diproduksi di luar negeri. Produk sabun tersebut lantas dipelajarinya mulai dari bahan, hingga pengemasan.

“Waktu itu bentuk dari sabun home made yang saya lihat bentuknya menarik sekali. saya coba bikin karena kebetulan bahan pembuatannya cukup familiar,” kata Dimas ketika ditemui belum lama ini.

Bahan yang familiar tersebut telah dikenalnya saat ia masih duduk di bangku SMA. Kala itu ia mengetahui bahan tersebut difungsikan sebagai bahan pelorot malam pada batik. Setelah melalui proses uji coba dan modifikasi, Dimas memberanikan diri untuk menawarkan produknya kepada beberapa sanak saudaranya untuk mecoba sabun produksinya secara cuma-cuma. Semenjak saat itu, dua tahun yang lalu produk sabun yang diberinya brand ‘Saboen’ mulai ramai diedarkan secara online.

Advertisement

Ketertarikan pada dunia seni dilengkapi pula dengan kemampuannya dalam menggarap sebuah desain. Selain menjajal sejumlah bisnis, ia pun sempat mengajar menjadi seorang desain grafis. Hingga akhirnya kemampuan tersebut  lah yang kini dibawanya untuk mendesain aneka bentuk sabun yang unik lain daripada yang lain.

Pertama kali ia menciptakan produk sabun herbal, ia hanya menjajal satu jenis sabun saja yakni sabun padat dengan menggunakan proses dingin. proses tersebut dikatakannya kurang efektif dalam setiap pengerjaannya sebab membutuhkan pergerakan tangan yang sangat cepat ketika akan membuat sabun dimana proses pembekuan sabun menjadi bahan padat pun sangat cepat.

Dimas melanjutkan, sejak awal ia mencoba memproduksi hanya dalam jumlah yang sedikit, alasannya untuk melihat respon pasar terlebih dahulu. Setelah dirasakannya cukup baik respon yang ia terima barulah ia memperkaya inovasi pada produknya tersebut. Melalui respon customer pula ia mempelajari berbagai kekurangan dan kelebihan pada produknya dalam upaya terus memperbaiki kualitas produk. Tak hanya berfokus pada produk, ia pun memerhatikan kemasan, foto produk, juga pengiklanan yang dilakukannya di sejumlah media penjualan online (*OLX, TOKOPEDIA).

Advertisement

Bahan Alam yang Membawa Manfaat

Melirik sabun herbal sebagai produk andalan, rupanya tak sembarangan Dimas menciptakan. Ia mengolah berbagai bahan dasar untuk kemudian dijadikan sabun yang bermanfaat, terutama dari sisi kesehatan. Beberapa bahan dasar untuk lima produk sabun terbarunya yakni Kelapa, Kayu Manis, Coklat, Kopi, serta rempah-rempah. Bahan-bahan alami yang diolahnya tersebut diyakininya dapat memberikan manfaat yang baik pada kulit. Meski diakuinya tanpa menggunakan proses penelitian atau tes laboratorium terlebih dahulu, namun dirinya yakin bahan-bahan alami tersebut tidak akan menyakiti kulit manusia. Ia mencontohkan seperti bahan alami kelapa yang dapat membantu regenerasi kulit serta cocok untuk kulit kering karena mengandung moisturizer. Selain itu kopi pula memiliki kandungan yang dapat melancarkan aliran darah.

“Setelah proses produksi selesai, setiap produknya saya uji cobakan, nyatanya tidak berbahaya karena memang bahannya asli dari alam,” kata dia.

Advertisement

Sementara untuk jenis sabun cair yang baru diperkenalkannya memiliki tiga varian aroma dengan busa istimewa yang dihasilkan. Tiga varian di antaranya strawberry, jeruk, serta Bubblegum. Masing-masing varian menghasilkan busa sabun yang berwarna. Tak seperti sabun biasa yang menghasilkan foam hanya berwarna putih saja.

Hingga kini produknya sudah banyak dipasarkan di sejumlah kota di Indonesia seperti Jogja, Jakarta, Surabaya, hingga Bandung. Dengan harga beragam antara 15.000 untuk produk sabun padat dan sabun cair, sementara Melt and Pour soap seharga Rp53.000 per kg, dalam sehari ia mampu memproduksi hingga 40 sabun batangan dengan desain unik, serta sabun cair dengan spesial foam. Berawal modal Rp5 juta ia kini dapat mengasilkan omzet mencapai Rp1 juta tiap bulannya.

Dimas mengaku tak khawatir ketika ia harus mengembangkan produknya yang masih dikatakannya baru tersebut. Perkembangan sabun herbal di Jogja menurutnya belum terlalu banyak. Sehingga kesempatannya untuk mengeksplorasi pasar masih terbuka cukup lebar, terutama di pasaran online. Persaingan memang dirasakannya ada namun sirinya masih tetap bisa menangani denga terus melakukan inovasi baru. Keunikan dari fisik produk sabun pun menjadi daya tarik tersendiri, selain bentuk fisiknya yang unik, juga sabun yang menambahkan material berupa scrub sehingga memiliki sensasi tersendiri ketika digunakan untuk mandi.

Selama tiga tahun berjalan, lelaki kelahiran Malang 18 Desember ini mengaku masih menjalankannya sendiri tanpa partner bisnis. Ia berusaha menciptakan sebuah produk sabun yang disesuaikan dengan kebutuhan sehari-hari, terutama untuk kesehatan. Menurutnya, kesehatan menjadi alasan utamanya untuk menjual sabun herbal.

“Sejak dulu saya berusaha untuk menghindari produk yang berbahan kimia. Sehingga dengan menciptakan produk herbal ini saya berharap dapat menularkan hal positif kepada konsumen,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif