Jogja
Jumat, 23 Juni 2017 - 23:55 WIB

LEBARAN 2017 : Upah Jasa Rp10.000, Penukaran Uang Baru Tetap Laris

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang penyedia jasa penukaran uang, Narti menunjukkan sejumlah uang yang dia jajakan di depan Pasar Argosari, Kecamatan Wonosari, Jumat (23/6/2017). (JIBI/Irwan A. Syambudi)

Setiap menjelang Hari Haya Idulfitri jasa penukaran uang menjamur di Kabupaten Gunungkidul

 

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Setiap menjelang Hari Haya Idulfitri jasa penukaran uang menjamur di Kabupaten Gunungkidul. Banyaknya masyarakat yang hendak menukarkan uang untuk dibagikan pada saat Hari Raya Idulfitri, membuat jasa penukaran uang laris.

Jasa penukaran uang yang tersebar di sejumlah jalan utama Kecamatan Wonosari laris diserbu para warga yang hendak merayakan Lebaran.  Uang pecahan mulai Rp2.000 hingga Rp20.000, sebanyak ratusan ribu rupiah habis dalam sehari.

Salah seorang penyedia jasa penukaran uang, Narti mengatakan sudah semenjak sepekan terakhir dia menyediakan jasa penukaran uang di depan Pasar Argosari. Diakuinya meski tidak dihitung secara pasti, namun minimal setiap harinya terdapat sekitar Rp500.000 yang ditukar oleh warga. “Yang paling laris itu pecahan Rp2.000 dan Rp5.000,” kata dia, Jumat (23/6/2017).

Advertisement

Dalam sehari pecahan uang Rp2.000 dan Rp5.000 paling cepat habis, sementara untuk pecahan Rp20.000 paling sedikit peminatnya. Menurutnya memang warga memilih pecahan uang yang lebih kecil lantaran lebih banyak jika dibagikan kepada anak-anak pada saat Lebaran.

“Ya biasanya kan buat angpau untuk anak-anak ataupun keluarga pas Lebaran, jadi ya pada milih pecahan uang yang lebih kecil,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Narti mengatakan untuk setiap penukaran uang sebanyak Rp100.000, dibebankan untuk membayar jasa Rp10.000. Penghasilannya dari membuka jasa penukaran uang pun lumayan, meskipun dia harus berbagi keuntungan dengan orang lain yang khusus menyetori uang pecahan kepadanya.

Advertisement

Penghasilannya yang lumayan membuat dia tergiur untuk menyediakan jasa penukaran uang. Dan sudah selama tiga tahun terakhir belakangan ini setiap menjelang Lebaran, dia menjadi penjaja jasa penukaran uang. “Tidak menentu hasilnya kalau pasa ramai ya lumayan, biasa buat beli sirup dan kue Lebaran” kata Narti.

Salah seorang warga Wonosari, Yuwono mengaku memilih jasa penukaran di jalanan karena lebih cepat dan praktis. Pasalnya kalau harus menukarkan uang di bank harus antri lama, terlebih saat hari besar, kebanyakan bank sudah tutup.

Dia menukarkan uang pecahan Rp20.000 sejumlah Rp100.000 untuk dibagikan kepada saudara-saudaranya saat lebaran nanti. Meskipun harus membayar jasa Rp10.000 menurutnya tidak masalah. “Ya enggak masalah dari pada antri di bank kan lama,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif