Jogja
Kamis, 22 Juni 2017 - 10:22 WIB

KAMPUS JOGJA : Ini Makna Dibalik Konser Sasando Bertajuk Re'U

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Kampus Jogja ISI menggelar konser musik etnik

Harianjogja.com, JOGJA – Mahasiswa Institute Seni Indonesia (ISI) menggelar konser musik etnik bertajuk Re’U di Taman Budaya Yogyakarta (TBY), Selasa (20/6/2017) malam.

Advertisement

Baca Juga : KAMPUS JOGJA : Mahasiswa ISI Gelar Konser Sasando

Ganzer Lana selaku sasandois dalam konser tersebut mengatakan Re’U merupakan sebuah sistem aturan/ falsafah hidup pada kepercayaan masyarakat Suku Loro yang menjadi dasar dalam melakukan suatu tindakan.

“Upacara Re’u sendiri memiliki tiga  simbol yang diyakini masyarakat Suku loro sebagai media dan sarana untuk melakukan ritual,” tandasnya.

Advertisement

Tiga simbol itu adalah Ni Re’u (Tiang pamali) sebagai tempat untuk menempatkan sesaji/persembahan. Oe Re’u (Air suci) Sonaf (Rumah Adat).

Putra daerah Pulau Timor itu pun menggabungkan tiga  media tersebut ke dalam sebuah komposisi musik etnis yang ditransformasikan ke dalam bahasa musikal. Pada komposisi yang disajikan komposer membuat beberapa bagian pada komposisi karya yang di suguhkan. Bagian pertama Ni Re’u yang artinya Tiang Pamali, pada bagian ini komposer mengambil nilai spirit dari tiang pamali sebagai simbol kekuatan dan media komunikasi kepada Sang Pencipta, biasa disebut dengan Istilah Uis Neno dalam bahasa Suku Loro. Bagian kedua Oe Re’u yang berarti Air Suci, di bagian ini komposer membicarakan tentang manfaat air sebagai sumber kehidupan, sebagai pemberi kesuburan, dan air bersifat menyejukan. Bagian ketiga Sonaf yang berarti rumah adat, pada bagian ini komposer menceritakan tentang kekuatan rumah sebagai tempat perlindungan, tempat suka duka.

Dalam komposisi musik etnis Re’u,  komposer menghadirkan musik-musik tradisi yang dilakukan masyarakat Suku Loro pada saat upacara adat seperti vokal-vokal dan kebiasaan yang sering dilakukan oleh masyarakat.

Advertisement

Selain itu, pada konser musik bertajuk Re’u ini komposer juga menghadirkan berbagai macam keanekaragaman Nusantara. Semua disajikan  melalui Instrumen-instrumen musik Nusantara sebagai perwakilan dari etnis yang ada di Tanah Air, seperti  rebab Jawa, sape Kalimantan, gambus Melayu, gambus Lombok, hasapi Batak, bansi suling dari Padang dan lain sebagainya. Instrumen alat musik tersebut dikolaborasikan dengan sasandi yang menjadi musik khas NTT.

“Semua di kemas apik dalam satu komposisi musik etnik bejudul Re’u yang sekaligus menjadi tajuk dalam konser musik etnik Re’u,” papar dia.

Selain itu pada konser musik etnik ini juga akan ada tujuh repertoar musik etnis yang  disajikan yaitu Me and Roses Suara Pedalaman, Silent of the night, Madeu, Gemu Fa Mi Re ,The Sound Of Love, dan Ofa Langga.

Konser ini semakin menarik karena didukung oleh Nusa Tuak yang mahir  memainkan instrumen musik etnis dari NTT. Selain itu juga ada kolaborasi antara orcestra musik barat dan musik timur. Komposisi musik dikemas menarik sehingga semua penonton yang hadir dapat menikmati pertunjukan dan membawa kesan mendalam.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif