Soloraya
Rabu, 21 Juni 2017 - 23:15 WIB

KEPEGAWAIAN KLATEN : Honorer Korban Penipuan Takut Namanya Dicoret dari Daftar Usulan CPNS

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ribuan tenaga honorer kategori II (K2) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Klaten mengikuti pengarahan dari Bupati Sunarna, di Gedung Olahraga (GOR) Gelarsena, Klaten, Kamis (20/3/2014). Pengarahan itu digelar dalam rangka pemberkasan bagi tenaga honorer K2 yang lolos seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS) pada tahun anggaran 2013 lalu. (Ayu Abriyani K.P./JIBI/Solopos)

Kepegawaian Klaten, para pegawai honorer yang menjadi korban penipuan takut dicoret dari daftar usulan CPNS.

Solopos.com, KLATEN — Para tenaga honorer kategori II (K2) yang diduga menjadi korban penipuan bermodus iming-iming pengangkatan CPNS memenuhi panggilan Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah (BKPPD) Klaten, Rabu (21/6/2017).

Advertisement

Para pegawai honorer K2 itu takut melapor ke BKPPD lantaran khawatir nama mereka dicoret dari daftar CPNS yang diusulkan para oknum tersebut. Dari 11 pegawai honorer K2 yang ditengarai menjadi korban penipuan, sembilan orang memenuhi panggilan BKPPD.

Mereka dimintai keterangan oleh tim lintas satuan kerja seperti BKPPD, Inspektorat, serta Bagian Hukum. Para pegawai honorer K2 itu merupakan guru tidak tetap (GTT) serta pegawai tidak tetap (PTT) dari unsur pendidikan.

Advertisement

Mereka dimintai keterangan oleh tim lintas satuan kerja seperti BKPPD, Inspektorat, serta Bagian Hukum. Para pegawai honorer K2 itu merupakan guru tidak tetap (GTT) serta pegawai tidak tetap (PTT) dari unsur pendidikan.

Para korban merupakan tenaga honorer K2 yang tak lulus tes seleksi CPNS pada 2013 silam. Mereka diiming-imingi bisa mendapatkan NIP melalui kuota tambahan dengan syarat menyetorkan sejumlah uang kepada seseorang.

Kasus dugaan penipuan itu diusut Pemkab setelah sejumlah PNS diduga terlibat dalam jaringan calo, masing-masing berinisial Sdy, seorang kepala SMP negeri, dan Wt, seorang PNS dari lingkungan pendidikan. Selain Sdy dan Wt, seorang pensiunan PNS asal Boyolali berinisial Is serta Wb yang mengaku pegawai Badan Kepegawaian Negara (BKN) disebut-sebut terlibat dalam kasus tersebut.

Advertisement

“Penyetoran uang dilakukan melalui rekening. Ada yang setor sekali langsung puluhan juta rupiah, ada beberapa kali pengiriman,” urai Dodhy saat ditemui seusai pemeriksaan di BKPPD, Rabu.

Sebagian besar dana disetorkan ke rekening Sdy. Dana tersebut selanjutnya ditransfer ke rekening Is. “Kebanyakan uang disetorkan ke Sdy sebelum disetorkan ke Is. Namun, ada satu atau dua orang yang menyetorkan langsug ke rekening Is sebelum disetorkan ke pihak lain yang mengaku sebagai pegawai BKN itu,” kata dia.

Para korban memiliki masa tugas beragam dengan jenjang paling lama sudah bertugas sejak 1991. Mereka rela menyetorkan uang hingga puluhan juta rupiah lantaran tertarik iming-iming menjadi CPNS dengan adanya kuota tambahan. Apalagi, para korban kerap diajak melakukan pertemuan dengan mendatangkan orang yang disebut-sebut sebagai pegawai BKN.

Advertisement

Dodhy meyakini masih banyak korban lain yang diiming-imingi bisa mendapatkan NIP dengan syarat memberikan sejumlah uang. “Kami yakin masih banyak korban lain dan itu melalui pihak lain di luar yang saat ini kami usut,” ungkapnya.

Hanya, selama ini para korban enggan melapor lantaran takut. Hal itu seperti keterangan dari para korban yang diperiksa pada Rabu. “Mereka masih takut kalau namanya dicoret dari daftar usulan honorer mendapatkan NIP ketika melapor. Jadi, mereka itu masih merasa ada harapan bisa mendapatkan NIP. Padahal, itu tidak ada kok bisa-bisanya dicoret,” urai dia.

Dodhy mengimbau agar honorer K2 yang merasa menjadi korban penipuan segera melapor. “Kalau merasa dirugikan kami harap berani melapor. Jangan takut dengan omongan-omongan mereka yang memberikan harapan palsu,” katanya.

Advertisement

Kasubag Umum dan Kepegawaian Sekretariat Dinas Pendidikan (Disdik) Klaten, Satyawira Surya Agus, mengatakan keyakinan tim masih banyak honorer K2 lain yang menjadi korban lantaran banyaknya honorer yang tak lolos seleksi CPNS pada 2013.

“Peserta seleksi saat itu sekitar 2.500 orang. Dari jumlah itu, yang dinyatakan lolos hanya 1.098 orang dan sudah mendapatkan NIP sekitar 700 orang. Jadi, kemungkinan ada honorer K2 yang juga menjadi korban dengan pelaku dari pihak lain,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif