News
Rabu, 21 Juni 2017 - 21:38 WIB

Bukber di Kemang, 30 "Bambang" Sepakat Bentuk Paguyuban

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kedai 54 di Jl. Benda No. 54, Jakarta Selatan, yang menjadi tempat buka puasa bersama "Para Bambang" Rabu (21/6/17). (JIBI/Solopos/Antara/Alviansyah)

Sebanyak 30-an pemilik nama Bambang sepakat membentuk Paguyuban Bambang setelah kali pertama berkumpul di Kemang.

Solopos.com, JAKARTA — Lebih dari 30 orang pemilik nama “Bambang” berkumpul dalam acara buka puasa bersama di Kedai 54, Kemang, Jakarta Selatan, Rabu (21/6/2017) petang. Setelah menggelar pertemuan dan berbuka bersama, para “Bambang” berniat melanjutkan kegiatannya dengan membentuk Paguyuban Bambang.

Advertisement

Pencetus kegiatan ini, Bambang Mukti Nugroho yang akrab disapa Bamby, mengatakan berdasarkan musyawarah di Kedai 54, mereka sepakat akan membentuk paguyuban dan menggelar halal bihalal dengan skala acara yang lebih besar. “Sudah ada musyawarah. Kesepakatannya kami mau bikin paguyuban. Ada struktur organisasinya,” kata Bamby, Rabu malam.

“Setelah ini ada rencana akan digelar halal bihalal yang lebih besar. Lokasinya saya belum tahu karena ada masukan teman-teman dari daerah juga,” sambungnya.

Advertisement

“Setelah ini ada rencana akan digelar halal bihalal yang lebih besar. Lokasinya saya belum tahu karena ada masukan teman-teman dari daerah juga,” sambungnya.

Kegiatan itu, menurut dia, diharapkan bisa digelar di beberapa kota lain karena banyaknya pemilik nama Bambang di Indonesia. “Misalnya, ada kegiatan lokal di Jawa Timur, Yogyakarta, Jawa Tengah, karena momen ini tidak hanya di Jakarta saja. Tapi, kalau digelar di daerah, mangga temen-temen daerah yang mengurus,” ujarnya.

Bamby mengaku puas dengan kegiatan malam ini karena dihadiri lebih dari 30 orang dari perkiraan hanya belasan orang yang hadir. “Saya puas. Walaupun sudah dihalangi hujan dan macet di sekitar Kemang, tapi lebih dari 30 orang yang hadir,” ungkapnya.

Advertisement

Bambang identik dengan nama laki-laki dari suku Jawa, yang artinya “ksatria”, dan ada pula yang memaknai sebagai “satria gunung”. Namun, nama Bambang pada perkembangannya digunakan pula oleh para orang tua bukan Jawa untuk menamai anaknya.

Buka bersama para Bambang ini pun terjadi secara spontan dan tidak direncanakan. “Idenya spontan, tidak ada yang direncanakan. Saya ada grup kecil ‘Namaku Bambang’ di Facebook. Anggotanya kalau dihitung ada 320 orang,” kata Bamby.

Awalnya, Bamby mengajak “yuk kumpul” di media sosial kepada para Bambang. Ajakan itu mendapat respons positif anggota grup. “Kemudian disahutin ‘ayo-ayo kumpul’. Minggu lalu membuat poster digital lalu jadi viral, padahal tidak ada rencana buat acara besar,” kata dia.

Advertisement

Bamby menyebut ide mengumpulkan para Bambang di kedainya adalah gagasan yang nekat karena kapasitas kedai 54 hanya untuk 20 orang. “Persiapannya bahkan baru malam ini, makanya pontang-panting untuk persiapan sampai membuat perizinan untuk kegiatan keramaian.”

Di lokasi itu sudah berkumpul beberapa orang bernama Bambang yang baru pertama kali mengunjungi Kedai 54 dan bertemu dengan anggota grup yang bernama Bambang. Salah satu peserta acara itu, Asep Bambang Fauzi, mengatakan bahwa masalah biaya untuk penyediaan makanan buka puasa bahkan belum dibahas.

“Belum kita bicarakan, namun untuk takjil disanggupi oleh Bamby. Sedangkan makan besar nanti kita jajan saja ramai-ramai. Di sekeliling banyak pedagang, anggap saja berbagi rejeki, jajan ramai-ramai yang penting kumpul,” kata Asep Bambang.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif