News
Selasa, 20 Juni 2017 - 14:45 WIB

Ke Mana Sosok Ayah di Kaleng Khong Guan? Begini Jawaban Pelukisnya

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kaleng biskuit Khong Guan. (Istimewa/Liputan6.com)

Pelukis Khong Guan mengaku tak penting ada sosok ayah di kaleng biskuit Khong Guan.

Solopos.com, SOLO – Menjelang Idul Fitri, kue kering menjadi salah satu kudapan yang paling banyak diburu. Salah satu yang khas adalah biskuit Khong Guan. Yang paling diingat dari biskuit satu ini tentu saja kemasannya.

Advertisement

Biskuit Khong Guan dikenal khas karena desain kalengnya yang nyaris tak berubah. Yang unik dari gambar di kaleng tersebut adalah hanya ada ibu dan dua anak yang sedang menikmati teh dan biskuit, tanpa ayah. Tiadanya sosok ayah dalam lukisan tersebut kemudian kerap menjadi guyonan di kalangan warganet.

Banyak meme yang beredar mempertanyakan ke mana sosok ayah di kaleng tersebut. Terkait pernyataan ini, barangkali sang pelukis, Bernardus Prasodjo, 69, bisa menjelaskan.

Advertisement

Banyak meme yang beredar mempertanyakan ke mana sosok ayah di kaleng tersebut. Terkait pernyataan ini, barangkali sang pelukis, Bernardus Prasodjo, 69, bisa menjelaskan.

Bernardus yang kini berusia 69 tahun juga merupakan ayah dari salah satu dokter gangguan tidur di Indonesia, dokter Andreas Prasadja. Hal tersebut disampaikan oleh Andreas sendiri dalam salah satu kicauannya di Twitter.

Lewat video yang diunggah ANTARA News di YouTube, 29 Mei 2017, Bernardus memaparkan kisah di balik gambar yang ikonik tersebut.

Menurut Bernardus, tak ada alasan tersendiri mengapa tak ada sosok ayah di lukisan tersebut. Bagi dia, hal itu tidak perlu dipermasalahkan karena tujuannya adalah untuk memengaruhi ibu rumah tangga agar membeli biskuit tersebut.

Advertisement

“Yang belanja kan biasanya para ibu. Jadi yang penting ada ibunya di situ,” jawab dia.

Lebih lanjut, menurut dia, dulu ia memang sering mendapat pesanan untuk gambar produk, salah satunya Khong Guan. “Contohnya dari potongan gambar majalah. Tidak banyak yang beda, saya ikuti mau mereka. Paling digeser-geser dan warnanya diubah saja,” ungkap pria tamatan Seni Rupa ITB itu.

 

Advertisement

Pria kelahiran Salatiga itu mengaku mengerjakan lukisan di kaleng Khong Guan pada 1970-an. Selain lukisan di kaleng Khong Guan, ia juga sering menerima tawaran melukis bungkus produk makanan lain.

Biskuit Monde dan wafer Nissin adalah lukisan produk lainnya milik Bernardus yang masih bertahan hingga kini. Pria yang kini beralih ke pengobatan prana itu menuturkan kalau kini tak lagi banyak yang menggunakan jasanya. Namun, ia memaklumi hal tersebut karena desain-desain produk masa kini lebih kreatif dan dibuat secara digital.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif