News
Selasa, 20 Juni 2017 - 18:37 WIB

Gaduh Full Day School, Wapres Minta Persiapan Setahun

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Wakil Presiden Jusuf Kalla (Dwi Prasetya/JIBI/Bisnis)

Wapres menilai idealnya full day school didahului persiapan setahun sebelum resmi diberlakukan.

Solopos.com, JAKARTA — Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menilai perlu persiapan setidaknya setahun untuk mengimplementasikan kebijakan full day school kepada seluruh peserta didik di Indonesia.

Advertisement

Pasalnya, dia mengatakan perubahan mendasar akan dilakukan untuk hampir 50 juta anak sekolah sehingga persiapannya harus matang dan holistik. Dia menyatakan sejumlah aspek yang harus dipersiapkan dengan cermat adalah kesiapan pengajar, murid, sekolah, sampai sosialisasi kepada orang tua murid.

“Masyarakatnya, madrasahnya harus disiapkan karena itu, ini butuh banyak masukan. Saya kira nanti setelah masukan-masukan itu presiden akan keluarkan peraturan,” kata Wapres, di Kantor Wakil Presiden, Selasa (20/6/2017). Baca juga: Batalkan Permendikbud Full Day School, Presiden Terbitkan Perpres.

Menurut JK, idealnya diperlukan waktu satu tahun dalam menyerap aspirasi dan masukan yang ada untuk diimplementasikan secara masif. “Setahun lah. Jadi untuk total kalau semuanya disetujui dulu. Tapi ini kan fleksibel juga tidak berarti 8 jam harus duduk di kelas kan? Nanti kita matangkanlah semuanya, menteri-menteri yang matangkan,” jelasnya.

Advertisement

Senin (19/6/2017), pemerintah menyatakan akan melansir peraturan presiden (perpres) untuk meredam polemik akibat kebijakan 5 hari sekolah yang dilansir Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Perpres tersebut nantinya akan menyempurnakan rencana kebijakan full day school tersebut.

Adapun, belum jelas apakah kebijakan lima hari sekolah tidak jadi diterapkan pada tahun ajaran 2017/2018. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menghargai keputusan Presiden itu, namun menilai keputusan itu tak ada artinya jika masih memberlakukan full day school.

“Sikap Presiden kami apresiasi. Tetapi terkait rencana menata ulang, kalau ruhnya tetap full day school, bagi kami sama saja,” kata Ketua PBNU Robikin Emhas dalan pernyataan tertulisnya di Jakarta, Senin (19/6/2017). Baca juga: Permendikbud Diganti, Full Day School Belum Tentu Batal.

Advertisement

Robikin setuju dan mendukung upaya penguatan karakter pelajar di Indonesia. Nilai relegiusitas, rasa nasionalisme, sikap menghargai kebhinekaan, dan menjunjung tinggi persatuan, menurut dia, memang harus ditanamkan sejak dini, namun bukan lewat full day school.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif