SOLOPOS.COM - Ilustrasi bawang merah (Juli Nugroho/JIBI/Bisnis)
Pertanian Kulonprogo berupa bawang merah diserang hama.
Harianjogja.com, KULONPROGO — Jadwal panen bawang merah di Desa Srikayangan, Sentolo, terancam mundur. Kondisi ini diakibatkan serangan hama ulat, yang sudah terjadi sejak beberapa hari terakhir.
Salah satu petani, Murjono mengatakan seharusnya bawang merah milik petani sudah bisa panen 55 hari masa tanam, namun ia khawatir, masa panen bisa mundur hingga 10 hari. Saat ini, bawang merah di Srikayangan baru berusia 30 sampai 35 hari. Hama ulat sendiri merupakan hama yang menyerang bagian daun bawang, dan membuat tanaman mati. Hama ini muncul ketika memasuki musim penghujan.
Kendati demikian, ia memperkirakan produktivitas bawang merah tetap terjaga. Dan saat ini petani hanya bisa mengobati bawang merah dari hama yang menyerang di kala memasuki musim hujan ini, sebanyak dua kali sehari.
“Kami sudah mengantisipasi sejak awal. Meski terserang hama ulat, kami tetap masih bisa panen,” kata dia.
Bawang merah varietas lokal Srikayangan terbaik, biasanya dibeli tengkulak dari wilayah Sumatera dan sejumlah daerah lainnya. Kendati memiliki selisih harga Rp6.000 hingga Rp7.000 dibandingkan benih varietas lainnya. Ia menyebutkan, kualitas bawang merah Srikayangan memiliki ciri khusus yang membedakannya dengan bawang merah hasil produksi Demak dan Brebes (Jawa Tengah).
Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian dan Pangan Kulonprogo Eko Purwanto mengatakan belum menerima laporan adanya serangan hama ulat bawang merah ini. Ia menyebut, baru akan mencari informasi soal serangan hama ini kepada pendamping penyuluh pertanian.
“Kami berharap ada laporan dari petani, jadi bisa tertangani,” ungkapnya.