Soloraya
Jumat, 16 Juni 2017 - 14:39 WIB

RAMADAN 2017 : Merengkuh Keberkahan di Malam Selikuran

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat membawa nasi tumpeng saat kirab Tumpeng Seribu Hajad Dalem Malem Selikuran dari Kori Kamandungan Keraton menuju Joglo Sriwedari, Kamis (15/6/2017) malam. Tradisi seribu tumpeng tersebut digelar untuk menyambut datangnya malam Lailatul Qadar. (M. Ferri Setiawan/JIBI/Solopos)

Ramadan 2017 seperti tahun-tahun sebelumnya, Keraton Solo menggelar malam selikuran yang digelar pada Kamis (16/7/2017).

Solopos.com, SOLO–Membawa lampu ting sebagai penerangan, 700 personel prajurit, sentana, abdi dalem, dan para pejabat pengiring berjalan ke luar Keraton Solo dengan langkah lambat, Kamis (15/6/2017) malam. Lantunan salawat yang disuarakan dengan tembang-tembang Jawa terdengar sayup seiring dengan suara gamelan yang dipukul pelan.

Advertisement

Khusyuk, mereka berjalan pelan menuju pusat acara Malem Selikuran yang bertempat di Joglo Sriwedari via Jalan Slamet Riyadi. KPH Adipati Sosronagoro yang sebelumnya membuka acara, ikut memimpin kirab budaya. Diikuti para peserta yang berjalan sembari membawa seribuan takir makanan (berisi tumpeng kecil).

Masyarakat Solo yang menunggui sejak satu jam sebelumnya antusias menyambut acara tahunan tersebut. Tak sedikit yang ikut rombongan berjalan dari Gladag menuju Joglo Sriwedari.

Peserta kirab yang sampai di Joglo Sriwedari disambut Pemerintah Kota (Pemkot) Solo diwakili Kepala Dinas Pariwisata Kota Solo, Anggoro Hexa. Seribuan takir yang dibungkus dalam plastik putih diturunkan perlahan di pendapa Sriwedari untuk didoakan. Disaksikan ratusan masyarakat Solo yang menyemut di sekitar lokasi acara.

Advertisement

Selesai didoakan, takir yang berisi nasi gurih, telur puyuh, cabai, dan kedelai hitam langsung diserbu masyarakat. Dalam hitungan menit, makanan khas Malem Nemlikuran tersebut habis dibagikan. Penonton kirab dari Karanganyar, Restu Wahyoni bersyukur bisa mengikuti serangkaian prosesi acara dari awal hingga selesai. Pria paruh baya yang hampir setiap tahun menyaksikan perayaan Malem Selikuran ini datang bersama rombongan keluarganya sejak sore.

“Saya selalu datang dalam acara ini bareng keluarga. Ini tradisi budaya yang bagus ya. Harus dilestarikan. Selain itu, kami juga berharap keberkahan dalam takir makanan yang nanti dibagikan,” kata dia.

Pejabat Humas Keraton Solo, Bambang Ary Pradotonagoro, mewakili K.G.P.H.Benowo mengatakan acara tahunan ini merupakan bagian dari rasa syukur mereka atas anugrah Gusti yang mereka rasakan sampai sekarang ini. Seperti halnya umat muslim yang tengah menjalani ibadah puasa, ia berharap keberkahan senantiasa dilimpahkan untuk Keraton dan masyarakat Solo sejak malam ini dan seterusnya.

Advertisement

Sementara itu, pemilihan rute kirab tahun ini ebih panjang dari sebelumnya sesuai dengan acara kirab Nemlikuran pada masa PB X. Rute panjang dipilih untuk memberi kesempatan bagi masyarakat luas yang ingin ikut merayakan acara ini.

“Acara ini dikembalikan seperti pertama kali digelar pada masa PB X yaitu dari Keraton Solo menuju Joglo Sriwedari. Sekaligus memberi kesempatan agar semakin banyak masyarakat yang terlibat. Tahun depan bisa jadi dengan rute yang sama atau kembali pada rute pendek lagi tergantung perintahnya nanti,” kata dia.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif