Jogja
Jumat, 16 Juni 2017 - 04:20 WIB

PERIKANAN BANTUL : Ekosistem Sungai Rusak, Pemkab Gencarkan Restocking

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi perdagangan ikan segar. (JIBI/Solopos/Antara)

Perikanan Bantul dalam kondisi semakin memprihatinkan.

Harianjogja.com, BANTUL — Kondisi ekosistem ikan perairan umum yang ada di Bantul semakin memprihatinkan. Hal itulah yang mendasari Pemkab Bantul kian gencar melakukan restocking benih ikan di hampir segala penjuru sungai yang ada di Bantul.

Advertisement

Diutarakan Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Pulung Haryadi, di tahun 2017 ini, pihaknya telah menyiapkan sekitar 700.000 ekor benih ikan yang akan ditebarkannya di 25 titik perairan umum se-Bantul. Ratusan ribu ekor benih yang terdiri dari tiga jenis, yakni tombro, tawes, dan nila itu merupakan pengadaan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Bantul dengan nilai mencapai lebih dari Rp100 juta. Kerusakan ekosistem perairan umum yang semakin besar dari tahun ke tahun, membuatnya harus bergerak cepat meminimalisasi dampak tersebut.

Untuk itu, pihaknya memang lantas mengintensifkan peran ratusan pengawas perikanan yang tergabung di Kelompok Pengawas Perikanan yang ada di masing-masing desa. Mereka diharapkan bisa mengawasi kondisi ekosistem sungai yang semakin rusak akibat berbagai hal. “Penyebabnya macam-macam. Mulai dari pencemaran limbah, hingga banyaknya oknum yang menangkap ikan tidak sesuai dengan aturan. Kebanyakan di anak-anakan sungai,” kata Pulung kepada Harian Jogja, Rabu (14/6/2017).

Selain dari sumber APBD Bantul, restocking juga dilakukan oleh pemerintah DIY melalui sumber APBD DIY. Titik penebaran sekitar 17.000 benih ikan yang dilakukan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan DIY itu diantaranya ada di  Sungai Bedog.

Advertisement

Seperti diketahui, beberapa waktu lalu, pencemaran limbah dari PT Madu Baru memang sempat menyebabkan ratusan ikan di Sungai Bedog, terutama di Desa Guwosari, Kecamatan Pajangan.  Namun, dengan sudah masuknya Sungai Bedog sebagai wilayah pemetaan Pemerintah DIY, maka pihaknya pun tidak ikut menebar benih ikan di wilayah tersebut.  “Langkah restocking ikan di perairan umum itu harus dilakukan mengingat polulasi ikan yang mulai berkurang,” katanya.

Sebelumnya, Ketua Gerakan Iirigasi Bersih, Nardi mengungkapkan, buruknya kondisi sungai di Bantul bertolakbelakang dengan rencana pemerintah menjadikan DIY sebagai halaman depan provinsi ini.

Ia menyebut, empat sungai utama yaitu Opak, Gadjahwong, Code dan Winongo selama ini menjadi tempat pembuangan sampah yang tak berujung. Tidak hanya warga Bantul, melainkan juga warga yang tinggal di Sleman dan Kota Jogja.

Advertisement

“Terkecuali Sungai Progo, karena sungai ini hulunya di Temanggung. Selain itu, sungai-sungai besar semuanya menampung sampah,” papar lelaki yang biasa disapa Mbah Nardi itu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif