Jogja
Jumat, 16 Juni 2017 - 19:55 WIB

Pasar Ramadan Tawangsari Jadi Rintisan Sentra Kuliner

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga Tawangsari berjualan hidangan berbuka puasa di Pasar Ramadan yang dipusatkan di Dusun Janturan, Desa Tawangsari, Kecamatan Temon, Kulonprogo, Rabu (14/6/2017). (Rima Sekarani I.N./JIBI/Harian Jogja)

Pemerintah Desa Tawangsari Pengasih menggelar Pasar Ramadan yang dipusatkan di wilayah Dusun Janturan

 
Harianjogja.com, KULONPROGO-Pemerintah Desa Tawangsari Pengasih menggelar Pasar Ramadan yang dipusatkan di wilayah Dusun Janturan. Selain memfasilitasi warga untuk menambah penghasilan selama bulan puasa, Pasar Ramadan juga menjadi bagian dari persiapan pengembangan Tawangsari sebagai desa wisata.

Advertisement

Pasar Ramadan terletak tepat di sebelah barat gapura desa yang berada di Janturan, Tawangsari, Pengasih, Kulonprogo. Warga Tawangsari biasanya mulai berdatangan pada sekitar pukul 15.30 WIB.

Mereka menggelar dagangan di sepanjang jalan masuk menuju Masjid Baiturahman di wilayah setempat. Berbagai hidangan berbuka puasa mulai dari kolak, es buah, gorengan, geblek, hingga aneka sayur dan lauk bisa ditemukan dengan mudah di sana.

Seorang warga bernama Panuntun Ridaniati mengaku senang bisa berpartisipasi dalam Pasar Ramadan. Dia memilih berdagang es buah dan berharap bisa mendapatkan pemasukan tambahan untuk persiapan Lebaran.

Advertisement

“Ini buka setiap sore kecuali Minggu karena ada buka bersama di masjid,” kata Rida, Rabu (14/6/2017).

Rida lalu mengaku mendapatkan informasi jika warga akan tetap diizinkan berdagang meski Ramadan telah berakhir. Hal itu ada kaitannya dengan rencana pengembangan Tawangsari sebagai desa wisata.

Nantinya, pedagang bakal lebih ditata dan diberi tempat khusus untuk mendukung kegiatan desa wisata. Mereka tidak hanya bisa menjual berbagai jenis kuliner kepada wisatawan tetapi juga suvenir dan oleh-oleh.

Advertisement

“Semoga nanti bisa tambah ramai lagi yang beli,” ujar perempuan 21 tahun itu.

Kepala Desa Tawangsari, Sigit Susetya mengatakan, pengembangan desa wisata akan mengangkat konsep agrowisata, khususnya buah kelengkeng. Desa tersebut memang telah berupaya merintis sentra kelengkeng sejak tahun lalu. Lahan seluas 15 hektare dikelola sebagai kawasan perkebunan buah, tepatnya di Dusun Soropadan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif