Soloraya
Jumat, 16 Juni 2017 - 23:15 WIB

TRANSPORTASI SRAGEN : Nyelonong ke Jalur Angkuta, Pengemudi Betor Digiring ke Mapolres

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Becak motor (Bentor). (Dok/JIBI/SOLOPOS)

Transportasi Sragen, pengemudi betor digiring ke Mapolres karena menyelonong ke jalur angkuta.

Solopos.com, SRAGEN — Pengemudi becak motor atau betor yang masuk ke jalur angkutan kota (angkuta) 01 membuat gerah para sopir angkuta. Sejumlah sopir kemudian melakukan sweeping di Jl. Raya Sukowati Sragen Wetan, Sragen, Jumat (16/6/2017).

Advertisement

Pengemudi betor itu pun langsung digelandang ke Mapolres Sragen dan diserahkan ke Kasatlantas Polres Sragen AKP Dwi Erna Rustanti. “Ceritanya itu kan ada sopir angkuta sedang mangkal di depan RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen. Si sopir itu melihat ada pengemudi betor beroperasi di jalur angkuta. Ia kemudian mengajak teman-temannya menangkap pengemudi betor itu dan menggiring ke Mapolres Sragen dengan alasan menyalahi kesepakatan,” ujar Kasatlantas Polres Sragen AKP Dwi Erna Rustanti saat ditemui Solopos.com di kantornya, Jumat siang.

Erna menunjukkan betor warna hijau yang menjadi barang bukti masalah itu. Erna menyebut ada 10 sopir angkuta yang datang memprotes pengemudi betor itu ke Polres Sragen. Erna justru mengumpulkan mereka dan memberi pengarahan kepada mereka tentang upaya bersama-sama saling menghargai dan menjaga kesepakatan yang dibuat.

Erna kemudian bertanya kepada para sopir angkuta agar sadar diri dengan kondisi mereka. “Saya justru bertanya kepada mereka. Apa bapak-bapak sopir itu sudah lengkap juga surat-suratnya? Apa benar angkutanya berpelat kuning semua? Kalau benar bisakah dicek satu-satu? Ternyata mereka tidak mau. Ketika ada yang menyalahi kesepakatan bukan seperti itu caranya,” ujar Kasatlantas.

Advertisement

Erna menyatakan Satlantas masih memegang komitmen awal yang dibuat pendahulunya tentang betor. Dia mengatakan betor itu memang tidak laik jalan dan melanggar aturan lalu lintas. Tetapi karena semua berkaitan dengan perut, Erna meminta semua pihak saling menghargai dan tertib dengan aturan yang ada.

Selain membina para sopir angkuta, Erna juga memberi pemahanan sesuai duduk permasalahan kepada pengemudi betor. Erna menanyai pengemudi betor itu.

“Bapak tahu kesalahan bapak? Ia bilang tahu. Lalu bapak ini saya apakan? Saya bisa menilang tetapi bapak tidak akan mendapatkan becaknya lagi. Akhirnya, daripada saya tilang, bapak itu saya minta membawa becaknya ke bengkel dan membongkar motor di becak itu agar menjadi becak kayuh seperti semula. Bapak itu setuju,” kata Erna.

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif