Soloraya
Rabu, 14 Juni 2017 - 23:35 WIB

Ormas Solo Deklarasikan Penolakan Organisasi Anti-Pancasila

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana deklarasi gerakan menolak organisasi masyarakat tidak sesuai Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI di RM Mbak Yuni, Selasa (14/6/2017) malam. (Farida Trisnaningtyas/JIBI/Solopos)

Sejumlah ormas di Solo mendeklarasikan penolakan terhadap organisasi yang anti-Pancasila.

Solopos.com, SOLO — Organisasi nasionalis Kota Solo beramai-ramai menolak organisasi kemasyarakatan (ormas) anti-Pancasila.

Advertisement

Mereka mewujudkan gerakan itu dalam bentuk deklarasi mendukung kebijakan pemerintah pusat yang melarang dan membubarkan ormas yang bertentangan dengan Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Aksi ini dipelopori Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) dan Saya Indonesia di Rumah Makan (RM) Mbak Yuni, Selasa (14/6/2017) malam. Ketua KNPI Solo, Bambang “Gage” Nugroho, mengatakan Hari Lahir Pancasila 1 Juni lalu menjadi momen untuk menolak ormas yang tidak sejalan dengan Pancasila.

KNPI dan sejumlah Ormas ini mendeklarasikan serta menyatakan sikap terkait hal ini. Sebanyak 10 ormas ini antara lain Banser GP Ansor, Pemuda Panca Marga, FKPPI, Senkom Mitra Polri, dan PMII.

Advertisement

“Kami menolak segala sikap yang tidak sesuai budaya bangsa, jati diri bangsa. Kami juga siap tampil di depan menjaga Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI,” ungkapnya kepada wartawan.

Di samping itu, deklarasi ini juga mendukung kebijakan pemerintah melarang dan akan membubarkan ormas yang bertentangan dengan Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI. Selain itu, mereka juga turut berpartisipasi dalam mendukung tegaknya supremasi hukum dan stabilitas negara.

Sementara itu, sebuah organisasi bernama Saya Indonesia juga mengumumkan pembentukan DPD di Jawa Tengah. Ormas yang mengusung nasionalisme, pluralisme, dan humanisme ini juga siap mendukung pemerintah membubarkan ormas-ormas anti-Pancasila.

Advertisement

Ketua Umum Saya Indonesia, Kumar Abhishek, memaparkan Saya Indonesia bersifat sosial, independen, nirlaba, demokratis, dan terbuka bagi setiap warga negara Indonesia tanpa membedakan suku bangsa, agama, ras, jenis kelamin, dan profesi.

“Visi kami demi terwujudnya generasi kebangsaan yang tangguh dan tercerahkan untuk bersama seluruh komponen bangsa membangun Indonesia Raya yang bermartabat dan berdaulat di bidang politik, berkepribadian di bidang budaya dan mandiri di sektor ekonomi,” paparnya.

Sekjen Saya Indonesia, Hendri Supriyatmono, menambahkan tujuan organisasi ini adalah menghimpun potensi-potensi anak bangsa guna terwujudnya civil society yang kuat. Di samping itu, Saya Indonesia mengawal proses-proses pembangunan nasional demi terwujudnya kesejahteraan rakyat dan Indonesia Raya yang bermartabat.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif