Jogja
Selasa, 13 Juni 2017 - 06:16 WIB

TRENDING SOSMED : Surat Cinta Kepala Sekolah untuk Orang Tua Siswa Bikin Terharu

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kepala sekolah SD Mutiara Persada, Suwarsana menunjukkan surat cinta yang ia berikan ke wali murid, Sabtu (10/6/2017). (Rheisnayu Cyntara/JIBI/Harian Jogja)

Trending sosmed kali ini mengenai surat kepala sekolah untuk orang tua siswa

Harianjogja.com, BANTUL — Surat tanda kelulusan siswa sudah sangat biasa diterima, tapi bagaimana jika yang diterima adalah sepucuk surat cinta? Para orang tua siswa SD Mutiara Persada mengalaminya.

Advertisement

Suwarsana yang Sabtu (10/6/2017) pagi itu berbaju safari tersenyum ramah. Ia baru saja sampai sekolah yang lengang karena menerapkan kegiatan belajar mengajar selama lima hari saja. Sambil menenteng tas di tangan kiri, ia membuka pintu ruangan. Di ruangan berukuran 3×4 itu ia memulai percakapan.

“Saya tidak berniat memasukkan itu [surat] sampai di mana-mana kok,” ujarnya sambil tersenyum simpul.

Advertisement

“Saya tidak berniat memasukkan itu [surat] sampai di mana-mana kok,” ujarnya sambil tersenyum simpul.

Cerita pun mengalir dari kepala sekolah yang juga merupakan bapak tiga anak tersebut. Surat yang ia berikan kepada orang tua siswa sebelum mengumumkan kelulusan SD itu menurutnya bermula dari pengalaman pribadinya. Kala itu, anak keduanya yang baru lulus SMP sempat melayangkan protes. Sang anak meminta apapun hasil ujian yang ia dapatkan, dihargai oleh orang tuanya. Ia tak ingin dimarahi, tetapi dimotivasi. Akhirnya, Suwarsana pun sadar banyak orang tua sepertinya yang selalu menganggap capaian nilai bagus adalah satu-satunya kebanggaan.

Sebagai kepala sekolah, ia merasa bertanggung jawab untuk mengubah mindset itu. Pandangan yang menganggap nilai adalah yang utama, tanpa mau melihat potensi yang dimiliki oleh anaknya. Akhirnya ia putuskan untuk menulis “surat cinta” yang kemudian viral di media sosial tersebut. “Sebenarnya saya juga memdapatkan di internet dan saya rasa itu bagus sekali,” katanya.

Advertisement

Bersama surat ini kami sampaikan bahwa Ujian anak Anda telah selesai. Saya tahu Anda cemas dan berharap anak Anda berhasil dalam ujiannya. Tapi, mohon diingat, di tengah-tengah para pelajar yang menjalani ujian itu, ada calon seniman, yang tidak perlu mengerti Matematika. Ada calon Photografer yang lebih berkarakter dengan sudut pandang art berbeda yang tentunya ilmunya bukan dari sekolah ini.

Sekiranya anak Anda lulus menjadi yang teratas, hebat! Tapi bila tidak, mohon jangan rampas rasa percaya diri dan harga diri mereka. Katakan saja: “tidak apa-apa, itu hanya sekedar ujian.” Anak-anak itu diciptakan untuk sesuatu yang lebih besar lagi dalam hidup ini.

Surat cinta itu, Suwarsana berikan pada orang tua siswa sesaat sebelum pengumuman kelulusan. “Saya bilang bapak ibu ini ada surat cinta dari saya, mohon dibaca pelan-pelan ya,” kenangnya sambil membenahi letak kacamatanya. Ia lalu menuturkan, tanggapan para orang tua yang beragam. “Tapi banyak juga yang terharu, mbrambangi [matanya berkaca-kaca] saat membacanya. Ada yang mengaku makcles [trenyuh],” katanya.

Advertisement

Tahun ini adalah tahun ketiga SD Mutiara Persada meluluskan anak didiknya. Pihak sekolah meluluskan 69 siswa dengan nilai rata-rata 21,28. “Lulus seratus persen tapi nilainya memang turun. Tahun ini seluruh kabupaten kota memang turun,” ucapnya.

Suwarsana berharap dengan membaca surat cinta tersebut para orang tua siswa tidak marah jika melihat nilai yang didapatkan anaknya tak sesuai harapan, tapi mau memghargai apapun hasilnya. Karena menurutnya masa depan anak didiknya masih panjang, bahkan mungkin di bangku SD ini bakatnya belum terlihat. Suwarsana berpikir jika harapan mereka sudah dimatikan sejak dini, maka tentu akan sangat berpengaruh pada kepercayaan dirinya saat besar nanti.

“Padahal ada yang bakatnya nyanyi, menari, melukis, dan lainnya. Tidak hanya akademis saja,” ujarnya.

Advertisement

Maka menurutnya, di SD Mutiara Persada ada 11 ekstrakulikuler yang disiapkan untuk mengasah kemampuan soft skill siswa. Termasuk English Day Out yang diadakan di minggu kedua setiap bulannya, di mana para siswa diajak untuk belajar di luar lingkungan sekolah untuk mempraktekkan Bahasa Inggrisnya.

Menurut Suwarsana, selain untuk mengubah mindset para orang tua siswa, ia berharap dengan memberikan surat cinta ia dapat mendekatkan pihak sekolah dengan wali murid. “Ternyata malah banyak yang tahu ya,” ia tersenyum simpul menutup obrolan pagi hari itu. Semoga kesadaran tersebut menular kepada orang tua siswa lain yang sempat membaca surat cinta tersebut, harapnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif