News
Selasa, 13 Juni 2017 - 04:00 WIB

Arab Vs Qatar, Din Syamsudin Sarankan Presiden Jokowi Tunjuk Mediator

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Qatar (Google Map)

Din Syamsudin meminta Presiden Jokowi menunjuk mediator untuk menengahi konflik dunia Arab vs Qatar.

Solopos.com, JAKARTA — Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsudin mengusulkan dua hal kepada pemerintah dalam menentukan sikap menghadapi ketegangan di negara-negara Teluk, khususnya konflik diplomatik Arab vs Qatar.

Advertisement

Sebagai negara yang menganut politik luar negeri bebas aktif dan memiliki hubungan yang dekat dengan negara-negara Islam, Din mengatakan Indonesia mampu memainkan peran sebagai mediator dalam menyikapi ketegangan itu.

Dia mengusulkan dua hal. Pertama, harus ada upaya segera dari pemerintah untuk menunjuk utusan sebagai mediator. “Apakah Menlu, atau Bapak Wakil Presiden [Jusuf Kalla] yang dikenal sebagai man of reconciliation. Saya kira beliau juga dikenal di negara-negara tersebut. Artinya pejabat tingkat tinggi,” katanya, di Rumah Dinas Wakil Presiden, Senin (12/6/2017).

Kedua, Din mengusulkan diadakannya sidang darurat negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) yang tidak berkonflik. Pertemuan itu diharapkan dapat menetapkan peran yang bisa dilakukan OKI.

Advertisement

“Masih ada sekitar 40 negara OKI yang bisa diajak oleh Indonesia untuk melakukan gerakan-gerakan moral, dalam bahasa arabnya islah. Rekonsiliasi, apalagi pada bulan suci Ramadan ini,” jelasnya.

Menurut Din, aksi sejumlah negara yang memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar tersebut akan memberikan efek domino lain di banyak negara Islam. “Saya kira peristiwa itu bukan peristiwa kecil karena akan membawa dampak sistemik, efek domino dan bahkan implikasi baik politik, ekonomi di banyak negara islam. Tak terkecuali indonesia,” katanya.

“Dan lebih daripada itu, konflik yg terjadi di kawasan Timteng sana akan mencerminkan konflik internal dunia islam yang serius, yang sangat potensial untuk membawa kepada perpecahan besar.” Untuk Itulah, dia mengatakan peran Indonesia dibutuhkan untuk membantu menengahi konflik sebelum terjadinya eskalasi konflik.n

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif