Jogja
Senin, 12 Juni 2017 - 21:20 WIB

MAKANAN BERBAHAYA : Ini Hasil Pengawasan Pangan di DIY, Takjil Masih Aman

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi. (Dokumen)

Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) DIY melakukan intensifikasi pengawasan pangan menjelang Idul Fitri 2017 yang telah dimulai sejak 15 Mei 2017

Harianjogja.com, BANTUL- Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) DIY melakukan intensifikasi pengawasan pangan menjelang Idul Fitri 2017 yang telah dimulai sejak 15 Mei 2017.

Advertisement

Kepala BBPOM DIY, I Gusti Ayu Adhi Aryapatni mengatakan dalam intensifikasi tersebut BBPOM DIY mengawasi 111 sarana. Dari 111 sarana, ada 30 sarana yang memenuhi ketentuan, sedangkan 81 sarana Tidak Memenuhi Ketentuan (TMK).

Dari 81 TMK itu, kata Gusti Ayu, ditemukan 2132 kemasan yang bermasalah. Yang terdiri dari 434 kemasan produk pangan rusak, 200 kemasan produk kadaluarsa, 1033 kemasan produk tanpa izin edar, 268 kemasan produk TMK label, dan 197 kemasan produk mengandung bahan berbahaya.

Sementara untuk pengawasan makanan jajalan di bulan puasa, BBPOM, tambahnya, belum menemukan satu pun takjil yang mengandung bahan berbahaya.

Advertisement

“Sejauh ini kami sudah melakukan pengawasan di Gajahmada Ramadhan Festival, di Krapyak (Bantul), dan Pasar Purwomartani, tidak ada makanan yang mengandung bahan berbahaya,” katanya.

Menurutnya ini merupakan peningkatan, karena pada tahun  2015 ditemukan 15% persen takjil yang mengandung bahan berbahaya. Sedangkan di tahun 2016 ditemukan 6% takjil yang kedapatan mengandung bahan berbahaya.

Pada kesempatan yang sama, Kasi Korwas PPNS Polda DIY, Kompol Samsul Bahri menyampaikan jika kepolisian dan BBPOM selalu berkoordinasi dalam penindakan makanan yang mengandung bahan berbahaya.

Advertisement

“Penegakan hukum dan upaya paksa, harus ada pihak kepolisian. Kami selalu dampingi, dan koordinasi sudah bagus,” ujarnya.

Ia memastikan untuk kasus mie berformalin, kasus akan terus dilanjutkan, baik itu untuk distributornya sendiri maupun produsennya.

“Proses penyelidikan akan tetap dilanjutkan. Setelah itu akan dikembangkan dari hasil pemeriksaan pelaku. Ini jaringannya sudah berlapis. Beli dari sini, beli dari sini. Kami menuju ke produsennya itu agak panjang. Kami juga akan koordinasi dengan Polda Jawa Tengah,” tutupnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif