Kolom
Senin, 12 Juni 2017 - 13:00 WIB

GAGASAN : Masuk SMK Dapat BMW

Redaksi Solopos.com  /  Ichwan Prasetyo  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sriyanto Danoesiswoyo

Gagasan ini dimuat Harian Solopos edisi Sabtu (10/6/2017). Esai ini karya Sriyanto Danoesiswoyo, guru di SMKN 3 Kota Solo. Alamat e-mail penulis adalah sriyanto_ds@yahoo.co.id

Solopos.com, SOLO — Tahun pelajaran 2016/ 2017 segera berakhir dan penerimaan peserta didik baru (PPDB) dengan sistem dalam jaringan (daring) atau online segera dimulai. Peserta didik yang telah menyelesaikan pendidikan di setiap jenjang tentu menginginkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi.

Advertisement

Lulusan sekolah dasar atau madrasah ibtidaiah ingin melanjutkan ke sekolah menengah pertama atau madrasah tsanawiah. Lulusan sekolah menengah pertama dan yang sederajat ingin melanjutkan ke pendidikan menengah dan seterusnya.

PPDB tingkat sekolah menengah atas/sekolah menengah kejuruan (SMA/SMK) tahun ini dilaksanakan pada 11-14 Juni 2017. PPDB di jenjang ini dari tahun ke tahun berjalan keras. Ini disebabkan adanya anggapan sekolah dan program favorit serta sekolah tidak favorit dan program tidak favorit.

Persaingan kian keras karena nilai akhir peserta didik makin bersaing. Untuk itu guru bimbingan dan penyuluhan atau bimbingan dan konseling serta orang tua perlu memberi arahan kepada anak untuk memilih jenjang pendidikan yang tepat.

Advertisement

Orang tua dan peserta didik SMP dan yang sederajat yang ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah perlu memahami tujuan pendidikan menengah. Ada dua jenis pendidikan menengah, yaitu SMA dan SMK.

SMA merupakan jenjang pendidikan menengah umum yang bertujuan meningkatkan pengetahuan siswa untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi.

Pendidikan di SMK bertujuan meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

Dengan kata lain, lulusan SMA harus melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, sedangkan lulusan SMK untuk bekerja, melanjutkan pendidikan atau berwirausaha.

Advertisement

Selanjutnya adalah: Tantangan terbesar adalah petumbuhan tenaga kerja…

 

Tenaga kerja

Tantangan besar yang dihadapi pemerintah saat ini adalah pesatnya pertumbuhan tenaga kerja, sempitnya lapangan kerja, tingginya angka pengangguran, serta serbuan tenaga kerja asing.  Untuk mengatasi hal ini, salah satu usaha pemerintah adalah menargetkan rasio jumlah SMK dan SMA menjadi 70% berbanding 30%.

Advertisement

Perubahan jumlah sekolah ini dipicu oleh data bahwa pengangguran produktif kebanyakan adalah lulusan SMA. Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4678/D/KEP/MK/2016 tentang Spektrum Pendidikan Menengah Kejuruan tercatat ada sembilan bidang keahlian, 42 program keahlian, dan 142 kompetensi keahlian yang bisa dipilih para peserta didik baru.

Sembilan bidang keahlian itu adalah teknologi dan rekayasa, energi dan pertambangan, teknologi informasi dan komunikasi, kesehatan dan pekerjaan sosial, agrobisnis dan agroteknologi, kemaritiman, bisnis dan manajemen, pariwisata, serta seni dan industri kreatif.

Untuk meningkatkan mutu lulusan SMK pemerintah tidak main- main. Presiden Joko Widodo telah memerintahkan dan mempercepat revitalisasi SMK. Ada beberapa usaha yang dilakukan pemerintah pada 2017 seperti peningkatan akses dan mutu, inovasi pembelajaran, dan inovasi kelembagaan.

Dalam upaya meningkatkan akses dan mutu, pemerintah menyiapkan standar sarana prasarana untuk 142 kompetensi keahlian, membangun 1.187 ruang praktik, dan memberikan bantuan 2.301 unit alat praktik.

Advertisement

Pemerintah juga mengembangkan kerja sama dengan pemerintah Jerman, Prancis, dan Belanda. Untuk urusan praktik kerja lapangan pemerintah melibatkan 1.250 industri pasangan sebagai tempat magang peserta didik dan guru.

Guru sebagai fasilitator juga tak luput dalam peningkatan mutu. Pemerintah melatih keahlian ganda bagi 12.741 guru dan 500 instruktur khusus. Pemerintah menetapkan 131 SMK sebagai lembaga sertifikasi profesi kelas P1.

Inovasi pembelajaran dilakukan dengan menyelaraskan kurikulum dengan kebutuhan industri dan kebutuhan wilayah. Penyelenggaraan suatu kompetensi keahlian didasarkan pada kesempatan kerja bagi peserta didik, termasuk peluang untuk berwirausaha dan perkembangan karier lulusan.

Selanjutnya adalah: Kompetensi dasar dirumuskan…

 

Kompetensi dasar

Advertisement

Kompetensi dasar dirumuskan berdasarkan ruang lingkup kompetensi yang dituntut dunia kerja dengan mempertimbangkan kompetensi dasar berdasar kurikulum yang berlaku serta mengacu pada tingkatan taksonomi kompetensi inti.

Selain itu juga dikembangkan 34 kompetensi keahlian untuk program empat tahun dan 231 teaching factory model inovatif atau semacam konsep pembelajaran dalam suasana sesungguhnya.

Konsep pembelajaran didukung penataan alokasi waktu dan mata pelajaran. Waktu belajar di SMK ditetapkan 41% untuk muatan nasional serta kewilayahan dan 59% untuk muatan peminatan kejuruan seperti dasar bidang keahlian, dasar program keahlian, kompetensi keahlian, serta produksi kreatif dan kewirausahaan.

Tidak Sekadar Prakarya

Pendidikan di SMK sudah tidak bersifat prakarya lagi tetapi sudah benar-benar berkarya. Kewirausahaan bukan sebagai teori tetapi sudah menyatu dalam proses berkarya sesuai keahlian mulai perencanaan produksi, proses produksi, pengemasan, hingga pemasaran

Inovasi kelembagaan dilakukan dengan menentukan 34 peta jalan pendidikan vokasi provinsi dengan menetapkan 125 SMK unggulan sebagai proyek percontohan setiap bidang keahlian.

Peningkatan akses dan mutu, inovasi pembelajaran, dan inovasi kelembagaan dilakukan secara bertahap. Targetnya adalah pada 2020 siswa SMK berjumlah 5,5 juta orang dengan pendidikan berbasis teknologi informasi melalui 1.650 SMK rujukan, 850 SMK reguler 3.300 SMK aliansi, serta 750 SMK konsorsium.

Harapannya 80% lulusan SMK bekerja di bidangnya, 14% berwirausaha, dan 8% melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi vokasi. Itu semua dilakukan untuk menciptakan lulusan SMK yang siap kerja, santun, mandiri dan kreatif sehingga mudah mendapatkan BMW, yaitu bekerja, melanjutkan ke perguruan tinggi, atau berwirausaha.

Prospek masa depan yang cerah bagi lulusan SMK layak dipertimbangkan peserta didik dan orang tua dalam melanjutkan pendidikan ke pendidikan jenjang menengah.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif