Jogja
Minggu, 11 Juni 2017 - 04:20 WIB

Nilai UASBN Menurun, Indikasi Semangat Belajar Siswa Menurun?

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/dok)

Nilai rata-rata tiga mata pelajaran seluruh siswa dan siswi SD dan Madrasah Ibtidaiyah se-Kota Jogja pada penyelenggaran US/M tahun ajaran 2016/2017 mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya

 
Harianjogja.com, JOGJA–Nilai rata-rata tiga mata pelajaran seluruh siswa dan siswi SD dan Madrasah Ibtidaiyah se-Kota Jogja pada penyelenggaran US/M tahun ajaran 2016/2017 mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya.

Advertisement

Dari data yang diperoleh di Dinas Pendidikan Kota Jogja untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, pada tahun ajaran 2015/2016 nilai rata-rata seluruh siswa dan siswi SD di Kota Jogja adalah 83,23. Sedangkan pada tahun ini nilai rata-rata Bahasa Indonesia adalah 71,04.

Tak jauh berbeda, nilai rata-rata untuk mata pelajaran Matematika juga mengalami penurunan. Dari yang sebelumnya 66,92, kini menurun menjadi 63,65. Begitu pun dengan nilai rata-rata IPA, dari tahun sebelumnya yang berada di angka 86,67, tahun ini menurun menjadi 80,41.

Advertisement

Tak jauh berbeda, nilai rata-rata untuk mata pelajaran Matematika juga mengalami penurunan. Dari yang sebelumnya 66,92, kini menurun menjadi 63,65. Begitu pun dengan nilai rata-rata IPA, dari tahun sebelumnya yang berada di angka 86,67, tahun ini menurun menjadi 80,41.

Karena nilai rata-rata tiga mata pelajaran mengalami penurunan, otomatis total nilai rata-rata Kota Jogja pada tahun ajaran 2016/2017 juga mengalami penurunan. Tahun ajaran 2016/2016 nilai Kota Jogja adalah 236,82 sedangkan tahun ini adalah 217,1. US/M Tahun ini juga diwarnai dengan ketiadaan siswa dan siswi dari Kota Jogja yang mampu meraih nilai 100 pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Kepala Dinas Kota Jogja, Edy Hery Suasana menyampaikan pihaknya saat ini tengah melakukan kajian untuk mencari tahu penyebab menurunnya nilai rata-rata pada tiga mata pelajaran tersebut. Ia mengatakan masalah ini merupakan masalah kompleks yang perlu kajian mendalam.

Advertisement

“Semangat anak-anak untuk belajar memang rendah, terutama yang berasal dari keluarga yang memegang KMS [Kartu Menuju Sejahtera],” ujarnya, Jumat (9/6/2017).

Menurut Edy rendahnya semangat belajar beberapa anak-anak ditunjukkan dengan enggannya mengikuti US/N atau pun pelajaran tambahan. Ia mengatakan beberapa anak bahkan harus dijemput agar mau mengikuti pelajaran tambahan dan US/M.

Meskipun begitu, ia menyampaikan penurunan nilai tidak hanya dialami oleh Kota Jogja, tapi juga seluruh kabupaten di DIY. Ia mencontohkan Kabupaten Kulonprogo yang tahun lalu berada di peringkat satu, tapi tahun ini berada di peringkat tiga.

Advertisement

Mengenai peringkat, Edy mengatakan Kota Jogja masih berada diperingkat yang sama seperti tahun sebelumnya, yaitu peringkat kedua dari seluruh kota dan kabupaten di DIY, “Peringkat satunya sekarang Sleman, tapi bedanya tidak jauh,” katanya.

Sementara itu Wakil Walikota Jogja, Heroe Poerwadi mengatakan penurunan nilai yang dialami Kota Jogja disebabkan oleh transisi dari kurikulum 2006 menuju kurikulum 2013.

Ia mengatakan perubahan kurikulum berpengaruh terhadap pola soal ujian, yang sebelumnya lebih banyak soal hafalan menjadi soal yang menuntut analisis dari siswa. Padahal, imbuhnya, belum semua sekolah di Kota Jogja yang menerapkan kurikulum 2013, hanya sekolah-sekolah negeri saja.

Advertisement

Karena itu ia meminta semua sekolah di Kota Jogja untuk segera menerapkan kurikulum 2013, apalagi DIY sudah ditunjuk menjadi pilot project penilaian analitik Internasional. “Penambahan jam materi yang membiasakan siswa berpikir analitik juga sudah diprogramkan tahun depan,” ujarnya.

Advertisement
Kata Kunci : UJIAN SD
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif