News
Jumat, 9 Juni 2017 - 18:45 WIB

Pelaku Teror London Bridge Asal Italia Pernah Jadi Instruktur Senam Anak-Anak

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Youssef Zaghba (Mirror.co.uk)

Pelaku teror di London Bridge asal Italia ini pernah menjai instruktur senam untuk anak-anak.

Solopos.com, LONDON – Youssef Zaghba, salah satu dari tiga pelaku teror di London Bridge, Sabtu (3/6/62017), ternyata bekerja sebagai instruktur senam. Warga Italia keturunan Maroko berusia 22 tahun itu bekerja sebagai pelatih senam untuk anak-anak di salah satu pusat kebugaran di Dagenham, London Timur.

Advertisement

Zaghba diduga bisa bekerja di tempat itu lantaran tidak ada pengecekan identitas secara detail. Dilansir Daily Mail, Rabu (7/6/2017), kabar tersebut membuat orang tua Zaghba khawatir. Mereka takut anaknya menyebarkan paham radikal kepada anak didiknya.

Kendati demikian, pihak pengelola pusat kebugaran tersebut mengaku telah memiliki dokumen lengkap tentang asal-usul Zaghba. “Kami memiliki data lengkap tentang Zaghba. Semua pelatih di tempat ini selalu berada dalam pengawasan,” tutur pengelola pusat kebugaran.

Kabarnya, pihak Kepolisian Italia pernah memperingatkan Inggris terkait Zhagba. Sebab, pada Maret 2016, Zaghba pernah ditahan polisi saat hendak terbang ke Istanbul, Turki. Kepada petugas bandara saat itu ia mengatakan ingin menjadi teroris.

Advertisement

Perbuatan Zaghba membuat ibunya, Valeria Khadija Collina, sangat malu. Ia tak menyangka anaknya melakukan tindakan keji. Padahal, ia yang tinggal di Bologna, Italia, berencana datang ke London, Inggris, untuk menghabiskan 10 hari terakhir bersama putranya. Namun, sehari setelah mengatakan niatnya, ia justru tidak bisa menghubungi Zaghba.

“Tiba-tiba, hari Selasa (5/6/2017), anggota Kepolisian Italia datang ke rumah untuk menyampaikan kabar duka tentang Zaghba. Aku tak menyangka akhir hidupnya sangat mengerikan seperti ini. Aku sangat sedih dengan kepergiannya. Tapi, aku juga malu mengenang tindakannya. Aku sependapat jika warga muslim London tak mau mensalatkan jenazahnya,” ujar Valerie seperti dikutip dari Independent, Jumat (9/6/2017).

Sementara menurut kakaknya, Kaouthar, Zaghba adalah pemuda yang kolot. Ia tidak suka melihat wanita berpenampilan modis dan seksi.

Advertisement

“Aku dan dia [Zaghba] punya cara hidup yang berbeda. Dia terlalu kolot dan sering marah saat melihatku mengenakan pakaian modis. Dia tidak pernah mau mendengar pendapat orang lain. Sebaliknya, ia selalu memaksakan pemikirannya kepada orang lain. Itulah yang membuat kami sering bertengkar,” tutur Kaothurina seperti dilansir The Sun.

Beberapa bulan terakhir kami tak pernah bicara. Dia tidak suka dengan cara hidupku dan memilih pergi. Tapi aku tak pernah menyangka akhir hidupnya sangat tragis. Sekejam apapun, dia tetap saudaraku,” sambungnya. 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif