Entertainment
Kamis, 8 Juni 2017 - 14:04 WIB

PENTAS TEATER : Antitetis Kehidupan Sinden Mahanani Dipentaskan di ISI

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pentas teater Sindhen Mahanani karya Pelog Trisno Santosa sebagai tugas akhir Mahasiswi ISI Solo, Puji Rahayu di Teater Besar kampus setempat, Selasa (06/06) malam. (Ika Yuniati/JIBI/Solopos)

Pentas teater di ISI Solo menghadirkan Sindhen Mahanani karya Pelog Trisno Santosa di Teater Besar ISI, Selasa (6/6/2017) malam.

Solopos.com, SOLO--Ingar bingar kehidupannya sebagai biduan muda tak membuat Sinden Mahanani bahagia saat usia tua. Menjelang purna hidupnya, Mahanani, 70, hidup sendiri.

Advertisement

Tak ada lagi orang-orang baik hati yang mau mendekati bahkan mengurusi. Harta benda yang dikumpulkan selama masih muda habis tak tersisa. Hidup sebatangkara dalam kondisi buta membuatnya semakin tak bedaya. Dunia seolah tak lagi berpihak padanya.

Di tengah kesendiriannya, Mahanani hanya bisa bernostalgia tentang masa keemasan saat menjadi pesinden muda terpopuler. Nama besarnya dikenal seantero negeri. Tak hanya menjadi pesinden, Mahanani muda bahkan sering duet bersama penyanyi Ibu kota dan diminta acting bersama.

Advertisement

Di tengah kesendiriannya, Mahanani hanya bisa bernostalgia tentang masa keemasan saat menjadi pesinden muda terpopuler. Nama besarnya dikenal seantero negeri. Tak hanya menjadi pesinden, Mahanani muda bahkan sering duet bersama penyanyi Ibu kota dan diminta acting bersama.

Senyum lebar kadang terlihat dari raut mukanya saat menceritakan masa-masa bahagia. Sejurus kemudian wajahnya mendadak masam jika ingat getir hidupnya saat masih kecil.

Pentas perdana teater Sindhen Mahanani karya Pelog Trisno Santosa di Teater Besar ISI, Selasa (6/6/2017) malam hanya dihidupkan satu tokoh sentral yaitu sang sinden yang diperankan Puji Rahayu. Menggunakan Bahasa Jawa, pentas tugas akhir Puji Rahayu atau Ayu tersebut berhasil menaik turunkan tensi penonton.

Advertisement

“Tantangannya mementaskan naskah ini banyak banyak. Selain karena baru pertama kami pentaskan, saya juga sempat kesusahan soal bahasa, gaya tari, dan harus nembang Jawa,” cerita Ayu seusai pentas.

Sutradara pementasan, Lestari Cempluk mengatakan pentas drama karya Pelog ini sangat kaya dengan seni budaya Tradisi Jawa. Selain mengedepankan dialog berbahasa Jawa, penonton juga dihibur dengan sedikit adegan tari tayub dan tembang-tembang Jawa.

“Naskah drama yang ditulis oleh Pak Pelog sangat lengkap berikut dengan dialog dan jenis tembang atau musik pengiringnya. Naskah drama ini sangat kaya,” kata dia.

Advertisement

Pelog saat berbincang dengan Solopos.com seusai pementasan berharap apa yang ia tulis bisa menjadi bagian dari misi pelestarian budaya dan tradisi Jawa.

Sepaket kehidupan Sinden Mahanani lengkap dengan rasa sedih dan kebahagiaannya menurut Pelog merupakan bagian dari cerminan diri, khususnya para seniman. Nama besar dan harta melimpah saat usia muda bukanlah sesuatu yang kekal. Jika tidak berhati-hati, hal itu justru menjadi jembatan kesendirian kita di masa tua.

“Seperti Mahanani yang pada masa tuanya sempat menyesal dan akhirnya ia merasa harus segera kembali pada Tuhan,” kata dia.

Advertisement

Advertisement
Kata Kunci : PENTAS TEATER Teater ISI
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif