News
Rabu, 7 Juni 2017 - 10:15 WIB

Target Produksi Gula 5 Juta Ton di 2019, Pemerintah Bangun 6 PG Baru

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pengolahan tebu di pabrik gula (disbun.jatimprov.go.id)

Target produksi gula dinaikkan untuk memenuhi kebutuhan nasional.

Solopos.com, MALANG — Pemerintah Pusat merevitalisasi dan menambah pabrik gula (PG) baru untuk mencapai target produksi gula sebanyak 5 juta ton di tahun 2019.

Advertisement

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, mengatakan kebutuhan gula nasional saat ini sekitar 6 juta ton/tahun, yakni 3 juta ton untuk konsumsi, sedangkan 3 juta ton untuk kebutuhan industri makanan dan minuman.

“Sementara produksi gula eksisting nasional masih mencapai 2,5 juta-2,8 juta ton/tahun. Jadi masih sangat jauh,” katanya di sela-sela penyerahan bantuan Paket Ramadan pada kegiatan BUMN hadir untuk Negeri di kebun teh Wonosari, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Selasa (6/6/2017).

Advertisement

“Sementara produksi gula eksisting nasional masih mencapai 2,5 juta-2,8 juta ton/tahun. Jadi masih sangat jauh,” katanya di sela-sela penyerahan bantuan Paket Ramadan pada kegiatan BUMN hadir untuk Negeri di kebun teh Wonosari, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Selasa (6/6/2017).

Program revitalisasi PG BUMN, kata dia, sampai saat terus berjalan. Seperti di PG milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XII, ada tiga PG yang direvitalisasi, yakni di Asembagus dari 3.000 ton cane day (TCD) menjadi 6.000 TCD, Jatiroto 7.000-10.000 TCD, dan Magetan 3.000-4.000 TCD.

PG Krebet Baru kapasitas gilingnya juga ditingkatkan lagi dari 12.000 TCD menjadi 15.000 TCD karena bahan bakunya sangat bagus di Kab. Malang. Petani masih dapat memasok tebu ke PG yang kapasitasnya telah ditingkatkan.

Advertisement

Karena itulah, ketika direkasi PT PG Rajawali meminta persetujuan kepada dirinya untuk meningkatkan kapasitas giling dari 12.000 TCD menjadi 16.000 TCD, langsung menyetujuinya. Apalagi kinerjanya PG Krebet Baru juga bagus.

Pendanaan dari program revitalisasi PG-PG tersebut, kata dia, campuran, ada Penyertaan Modal Negara (PMN) dan pinjama komersial.

“Kalau RNI langsung komersial karena kinerjanya sudah cukup baik, kalau PTPN XI PMN dan komersial. Proporsinya, PMN 35% dan 65% komersial supaya kapasitasnya menjadi lebih besar,” ucapnya.

Advertisement

Total kapasitas giling eksisting PG di bawah PTPN XI, sebanyak 41.000 TCD. Dengan direvitalisasi tiga PG baru, maka akan ditingkatkan menjadi 45.000 TCD.

Investasi untuk merevitalisasi PG-PG di PTPN XI, mencapai Rp3,1 triliun, sedangkan yang sudah berjalan mencapai Rp1,6 triliun. Menurut Rini, untuk mencapai produksi gula sebesar 5 juta ton di 2016, pemerintah juga mendorong pendirian dua PG baru di Jatim dan Jateng.

Memasok Tebu

Advertisement

PG baru di Jatim rencananya berada Asembagus, Situbodo, sedangkan di Jateng di Comal dengan kapasitas giling masing-masing 10.000 TCD, namun pada tahap awal operasi diperkirakan hanya 6.000 TCD. Investasi untuk pendirian PG dengan kapasitas giling 6.000 TCD mencapai Rp2 triliun.

Pendirian PG di dua tempat tersebut dengan pertimbangan potensi tebunya masih banyak sehingga dapat memasok tebu di pabrik tersebut.

Dua PG tersebut nantinya akan ditangani PTPN holding dengan menggandeng mitra swasta, baik dalam negeri maupun asing. Mitra asing yang menyatakan berminat untuk investasi dari India, Taiwan, dan Thailand.

Dengan adanya revitalisasi PG-PG BUMN, kata dia, maka di 2018 produksi gula nasional bertambah menjadi 1,8-2 juta ton khusus dari PG-PG BUMN. Dengan pendirian PG baru BUMN maka produksi gula akan meningkat lagi menjadi 2,5 juta ton, sedangkan targetnya mencapai 3 juta ton di 2019 khusus untuk PG-PG BUMN.

Ditambah dengan PG swasta, maka produksi gula akan meningkat menjadi 4 juta ton di 2019.

Untuk mencapai 5 juta ton di 2019, kata dia, maka dibutuhkan pendirian 6 PG baru dengan kebutuhan investasi Rp12 triliun dengan asumsi kapasitas gilingnya mencapai 6.000 TCD. Namun karena keterbatasan lahan, maka lokasinya diarahkan di luar Pulau Jawa dengan dengan melibatkan swasta.

Ketua Dewan Pembina Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indidonesia Arum Sabil mengatakan program revitalisasi PG oleh pemerintah sudah berjalan bagus. Namun program tersebut idealnya harus terintegrasi.

“Artinya yang dibenahi bukan hanya PG, namun juga petaninya. Intinya, budi daya tebu oleh petani harus bagus sehingga ada nilai tambah bagi petani saat PG sudah ditingkatkan kapasitas gilingnya,” ucap dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif