News
Rabu, 7 Juni 2017 - 06:00 WIB

Harga LPG Melonjak, Subsidi APBN 2017 Jebol

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi elpiji 3 kg alias gas melon. (JIBI/Bisnis/Dok.)

Harga LPG terus naik melampaui acuan di APBN 2017 dan membuat subsidi membengkak.

Solopos.com, JAKARTA — Harga liquefied petroleum gas (LPG) berdasarkan CP Aramco melampaui acuan di anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2017, yakni dari US$300 per ton menjadi US$400 per ton.

Advertisement

Direktur Pemasaran Pertamina M Iskandar mengatakan, harga keekonomian LPG saat ini menyentuh Rp10.500 per kilogram atau Rp31.500 untuk setiap tabung 3 kg. Kendati demikian, konsumen hanya membayar Rp4.750 per kg atau Rp14.250 per tabung. Dengan naiknya harga keekonomian LPG, subsidi per tabung sebesar Rp17.250.

Sementara itu, dalam APBN 2017, volume penyaluran subsidi LPG 7,096 juta ton setahun dengan asumsi CP Aramco sebesar US$300 per ton. “Kemarin kan asumsinya CP Aramco US$300-an ini kan mendekati US$400,” ujarnya sebelum menghadiri Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (6/6/2017).

Menurut Iskandar, kondisi tersebut bisa membuat subsidi membengkak. Ditambah, konsumsi LPG subsidi saat ini bertambah dari program konversi minyak tanah ke LPG dan belum dilakukannya subsidi tepat sasaran LPG.

Advertisement

Target konsumsi LPG tahun ini sebesar 7,28 juta ton dengan 7,096 juta ton LPG subsidi. Subsidi liquefied petroleum gas (LPG) pada 2017 diperkirakan melebar sekitar Rp20 triliun. Hal ini melihat harga acuan minyak mentah Saudi Aramco tak berubah sepanjang tahun dan distribusi tertutup belum bisa berjalan.

“Yang mengkhawatirkan itu ya beban subsidinya meningkat, karena harga naik dan volume naik,” tuturnya.

Dalam paparannya, Direktur Utama Pertamina Elia Massa Manik memperkirakan subsidi membengkak dari pagu yang ditetapkan pemerintah. Sebagai gambaran, di 2016, subsidi LPG menyentuh Rp38 triliun realisasinya. Pada 2017, dia memperkirakan realisasi subsidi naik menjadi Rp40 triliun.

Advertisement

“Subsidi itu telah ditetapkan Rp20 triliun tapi di tahun lalu realisasinya Rp38 triliun. Tahun ini diperkirakan jadi Rp40 triliun.”

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif