Jogja
Rabu, 7 Juni 2017 - 13:20 WIB

2 Peneliti Jepang Belajar Penanganan Bencana Erupsi Merapi

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gunung Merapi (Dok/JIBI/Solopos)

Dua peneliti Kagoshima, Jepang belajar sistem penanggulangan bencana erupsi Gunung Merapi

 
Harianjogja.com, SLEMAN- Dua peneliti Kagoshima, Jepang belajar sistem penanggulangan bencana erupsi Gunung Merapi. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya erupsi dahsyat Gunung Sakurajima yang diperkirakan meletus dalam 30 tahun mendatang.

Advertisement

Ketua tim peneliti Prof. Masato Iguchi mengatakan studi banding yang dilakukan ke Pemkab Sleman bertujuan untuk meningkatkan sistem penanggulangan bencana erupsi gunung berapi di Kagoshima.

Penanggulangan tersebut, katanya, meliputi evakuasi warga terdampak, evakuasi batu dan debu dari jalanan, pengobatan darurat hingga evakuasi puing-puing akibat terjangan awan panas.

Kunjungan tersebut, katanya, merupakan pendahuluan dari kunjungan Wali Kota Kagoshima yang rencananya akan digelar pada  24-26 Juni mendatang.

Advertisement

“Di Kagoshima ada gunung Sakurajima di Pulau Kyusu yang meletus terakhir pada 5 Februari 2016. Akan berpotensi terjadi letusan dahsyat dalam 30 tahun ke depan,” katanya saat delegasi diterima Bupati Sleman Sri Purnomo.

Sri sendiri berharap, kedatangan peneliti dari Kagoshima tersebut dapat memberikan sharing informasi terkait penanggulangan bencana gunung berapi. “Saling memberikan ilmu dan pengalaman bagaimana penanganan bencana di kedua belah pihak,” ujarnya.

Kepala Bidang Kesiapsiagaan dan Pencegahan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman Heru Saptono menyampaikan masyarakat harus terus diberi edukasi dan pembelajaran terkait bencana gunung berapi.

Advertisement

Banyaknya korban jiwa akibat erupsi Merapi pada 2010 lalu, katanya, salah satunya diakibatkan oleh minimnya pengetahuan masyarakat terkait penanggulangan bencana itu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif