Jogja
Selasa, 6 Juni 2017 - 08:22 WIB

Tangkal Radikalisasi, Tidak Sembarang Penceramah Bisa Masuk UGM

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah warga muslim memasuki kawasan Masjid Kampus UGM untuk mengikuti Salat Idul Fitri 1347 H, Rabu (6/7). Ada ribuan jamaah yang menghadiri salat di Masjid ini. (Sunartono/JIBI/Harian Jogja)

Tangkal radikalisasi juga dilakukan UGM

Harianjogja.com, SLEMAN — Sejak peralihan pengelolaan Masjid Kamus Universitas Gadjah Mada (UGM) dari yayasan ke Universitas, praktis semua kegiatan keagamaan di kampus akan terkontrol oleh rektorat.

Advertisement

Baca Juga : UNIVERSITAS GADJAH MADA : Tangkal Radikalisasi, Kegiatan di Masjid Kampus Bakal Diawasi

“Misalnya tidak sembarang ada kegiatan, khotib [penceramah] juga nanti difilter terutama untuk yang di Balai Irung,” kata Direktur Kemahasiswaan UGM, Senawi, Senin (5/6/2017).

Senawi mengatakan ada tiga tempat yang menjadi pusat kajian keagamaan di UGM, yakni Masjid Kampus UGM, Masjid Mardiya di timur RS Sardjito dan di Balai Irung. Pengelolaan semua tempat kajian keagamaan itu saat ini dikelola kampus dalam bentuk Badan Pengelola Masjid.

Advertisement

Senawi yang menjadi salah satu anggota Badan Pengelola Masjid mengaku upaya pengambil alihan pengelolaan masjid ini untuk memudahkan intervensi kampus, agar semua kegiatan terstruktur.

Karena bagaimana pun, kata dia, masjid di komplek kampus UGM menjadi bagian dari UGM yang harus menjaga nilai-nilai Pancasila dan NKRI. Pengelola juga nanti terdiri dari beberapa ormas Islam mayoritas jiwa nasionalismenya tidak diragukan.

“Jadi masjid itu nanti menjadi seruan pendidikan Islam yang Rahmatan Lil Alamin,” ucap senawi.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif