Jogja
Senin, 5 Juni 2017 - 04:20 WIB

Karakter Perempuan Kuat Dalam Ulos Diperkenalkan di Jogja

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Athan Siahaan dan rancangannya dalam gelaran peragaan busana Jogja Fashion Rendezvous (JFR) 2017 di Jogja City Mall, Sabtu (27/5/2017). (Foto istimewa/dokumen)

Kain nusantara khas daerah Batak, Sumatra Utara, Ulos, dipamerkan di Jogja

 

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA– Kain nusantara khas daerah Batak, Sumatra Utara, Ulos, selama ini dimanfaatkan khusus bagi masyarakat setempat untuk dikenakan dalam kegiatan sakral, seperti upacara adat misalnya. Namun, kali ini inspirasi berbeda ditawarkan desainer Jakarta, Athan Siahaan yang menjadikan kain ulos lebih luwes dalam penggunaannya.

Athan menampilkan sebanyak sembilan rancangan dalam gelaran peragaan busana Jogja Fashion Rendezvous (JFR) 2017 di Jogja City Mall, Sabtu (27/5/2017) pekan lalu.

Advertisement

Athan menampilkan sebanyak sembilan rancangan dalam gelaran peragaan busana Jogja Fashion Rendezvous (JFR) 2017 di Jogja City Mall, Sabtu (27/5/2017) pekan lalu.

Dengan brand Delapan Production yang dibawanya, ada berbagai jenis kain Ulos yang menjadi material dalam penciptaan sejumlah busananya tersebut. Antara lain yakni Ulos jenis Ragi Hotang, Pinuncaan, Sadum, juga Sibolang.

Ia menjelaskan, Ulos yang digunakan sebagai bahan dasar busana yang ia rancang kali ini bukan ulos yang digunakan untuk upacara sakral adat. Namun menggunakan kain yang diproduksi menjadi bahan ulos melalui kreasi motif. Tak perlu waktu lama untuk menciptakan sembilan buah rancangan yang ia gelar hari itu.

Advertisement

Bekerjasama dengan salah satu penenun asal Balige, sebuah wilayah di Sumatra Utara yang banyak memproduksi kain tenunan khas Batak tesebut, Athan menampilkan berbagai koleksi style couture, ready to wear, hingga modern etnik. Koleksi kain tradisional unik dan menarik sengaja diangkat Athan untuk membuka wawasan masyarakat, khususnya di bidang fashion tradisional.

Menurutnya, selama ini masyarakat Sumatera Utara masih begitu kaku dengan pemanfaatan kain ulos dimana hanya dapat digunakan untuk kepentingan acara adat saja. Sebelumnya, Athan mengatakan dirinya terinspirasi dari batik Jawa yang dari kacamatanya dapat mendunia dan digunakan siapa saja.

“Kalau batik bisa, kenapa ulos tidak. Saya coba buat dan ternyata respon masyarakat sangat bagus,” ucapnya.

Advertisement

Material utama yang digunakannya yakni berbahan kain tenun. Cutting yang diterapkan yakni menggunakan teknik jahit dengan dominasi sentuhan apik aplikasi bordir. Jenisnya yang cukup keras mau tak mau teknik bordir lah yang digunakan, meski memerlukan sedikit ketelatenan dalam penggarapannya.

Bertema The Power of Ulos, Athan sengaja menggunakan warna-warna cerah pilihan seperti berbenang emas, yang dapat merepresentasikan makna dari rancangannya tersebut.

Kali itu, karyanya diperuntukkan khusus bagi perempuan yang berkarakter kuat. Kekuatan yang ada dalam jenis kain Ulos melekatkan karakter seorang perempuan yang mandiri dan tangguh masa kini.

Advertisement

Kesempatan tersebut kali kedua bagi Athan untuk mengangkat ulos dalam peragaan busana sejak 2012 lalu ia merambah dunia fashion. Ia mengatakan pakaian rancangannya tersebut dapat dimanfaatkan di berbagai  acara formal, semi formal, juga red carpet menyesuaikan sisi glamour yang diciptakan Ulos itu sendiri. Penggunaan di red carpet akan lebih menunjukkan sisi glamor rancangannya tersebut.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif