Soloraya
Senin, 5 Juni 2017 - 08:56 WIB

Jalan Andong-Kemusu-Juwangi Dicor Beton, Boyolali Utara Bangkit?

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Talut jalan raya Andong-Kemusu, di Dukuh Ngleban, Desa Klewor, longsor sepanjang 30-an meter. Foto diambil beberapa waktu lalu. (Aries Susanto/JIBI/Solopos)

Pembangunan Boyolali Utara mulai terlihat dengan wajah baru jalan Andong-Kemusu-Juwangi yang dicor beton.

Solopos.com, BOYOLALI — Warga Boyolali bagian utara, seperti Juwangi, Kemusu, Simo, dan Wonosegoro, perlahan merasa lega. Sebab, pembangunan Boyolali wilayah selatan yang sangat pesat, kini juga mulai merembet ke wilayah utara, khususnya di bidang infrastuktur.

Advertisement

Warga Desa Klewor, Kecamatan Kemusu, Sugimin, semula sempat mengaku iri melihat pembangunan di Boyolali bagian selatan yang pesat. Di wilayah Kemusu, kata Sugimin, warga tak bisa merasakan akses jalan yang mulus, lahan pertanian yang subur, air yang melimpah, arena hiburan yang menyenangkan, atau lapangan pekerjaan yang memadai seperti di Boyolali bagian selatan.

Akibatnya, banyak anak-anak muda desa yang merantau ke Jakarta dan luar Jawa untuk jadi tukang mebel, maupun buruh pabrik. “Namun, akhir-akhir ini, perbaikan infrastruktur di Boyolali utara mulai dilakukan. Jalan dari Andong-Kemusu sekarang dirabat beton,” kata Sugimin kepada Solopos.com, Minggu (4/6/2017).

Menurut Sugimin anak-anak muda dari Kecamatan Kemusu sebenarnya tak perlu harus keluar dari Boyolali jika pembangunan merata. Masalah kerusakan infrastruktur, kata dia, jika diatasi tak akan merembet ke persoalan lainnya, seperti masalah ekonomi dan sosial. “Sebab, kalau jalan rusak, ekonomi juga ikut seret. Objek wisata juga enggak berkembang karena sepi pengunjung,” paparnya.

Advertisement

Sugimin berharap ada investor yang mau masuk ke Boyolali wilayah utara. Harapannya, akan ada banyak kesempatan lapangan pekerjaan bagi warganya. “Pabrik semen juga enggak apa-apa. Kan sangat cocok juga,” terangnya.

Warga Dukuh Kapuran, Desa Pilangrejo, Juwangi, Sulatri, mengatakan jika Boyolali selatan dijanjikan akan dibangun objek wisata kereta gantung, mall, serta kawasan ekonomi lainnya, berharap hal serupa juga dilakukan di Boyolali utara. Meski tak semegah Boyolali selatan, namun setidaknya persoalan infrastuktur benar-benar diperhatikan.

“Infrastuktur ini kan sangat vital. Banyak warga Juwangi yang kulakan barang ke Solo. Keluhannya sama, jalan tak layak,” paparnya.

Advertisement

Kerusakan jalan ini pula yang membuat perekonomian warga Boyolali utara tak kunjung berputar. Alih-alih bermimpi bisa menikmati kereta gantung, warga bisa bepergian ke Waduk Kedung Ombo (WKO) dengan mudah saja, itu sudah kenikmatan tersendiri. “Ya, saya dengar jalan menuju WKO diperbaiki selepas Lebaran. Semoga ini benar-benar terealisasi,” paparnya.

Slamet, warga Kebun Duren, Desa Demangan, Sambi, mengakui pembangunan infrastuktur di Boyolali sangat pesat. Dia menilai, persoalan infrastuktur adalah masalah yang terasa sekali bagi semua warga, baik kelas bawah maupun kelas atas. “Contoh kecilnya jalan raya Sambi-Ngemplak ini yang rusak berat sejak lama. Dan tempo hari, petugas sudah mengukur dan dalam waktu akan mengecor jalan ini” paparnya.

Slamet berharap akan ada banyak investor mau masuk ke Boyolali demi peningkatan ekonomi dan kesejahteraan warganya. “Saat ini, sudah ada Pabrik Esemka di Sambi. Kami tunggu realisasinya dan masa depannnya” tambahnya.

Dalam kurun setahun terakhir, sejumlah akses utama antar kabupaten dan antarkecamatan di wilayah Boyolali utara terus dibangun. Pembangunan tak hanya sekadar tambal sulam aspal, melainkan dengan rigid beton. Jalan itu antara lain poros Sambi-Ngemplak, Sambi-Simo, Ngemplak-Nogosari, Andong-Kemusu, Kemusu-Juwangi, serta sejumlah akses menuju objek wisata dan Bandara Adi Soemarmo.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif