Soloraya
Minggu, 4 Juni 2017 - 15:32 WIB

PENDIDIKAN SUKOHARJO : Begini Langkah Pemkab Sukoharjo Benahi Sekolah Rusak

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - <i>Espos/Triyono</i><i> <b>RUSAK BERAT</b><b>-Murid Kelas V SD Negeri Lengking 2, Kecamatan Bulu, terpaksa belajar di ruang kelas yang rusak berat karena tidak ada tempat lain yang lebih memadai. SD Negeri Lengking 2 tercatat sebagai salah satu penerima program rehab berat pada 2012 dengan alokasi tiga lokal. Foto diambil Rabu (26/1).</b></i>

Pendidikan Sukoharjo, Pemkab Sukoharjo akan membenahi sekolah rusak hingga 2018.

Solopos.com, SUKOHARJO–Pemkab Sukoharjo menargetkan bisa menyelesaikan pembenahan sekolah dasar negeri rusak pada 2018. Saat ini jumlah ruang kelas yang diperbaiki sebanyak 99 ruang kelas.

Advertisement

Kepala Bidang (Kabid) SD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sukoharjo, Mulyadi, mengatakan perbaikan ruang kelas rusak katerori berat diprioritaskan selama tahun ini. Ruang kelas kategori rusak berat sangat mendesak direhab. Selain atap, tembok bangunan retak sehingga rawan ambruk saat terjadi hujan lebat disertai angin kencang. “Ruang kelas kategori berat paling banyak memang di wilayah pinggiran. Saya berharap tak ada lagi ruang kelas rusak pada tahun depan,” kata dia, saat dihubungi Solopos.com, Minggu (4/6/2017).

Dahulu, seluruh SDN di Sukoharjo merupakan sekolah inpres yang dibangun pada 1970-an. Sebagian bangunan ruang kelas SDN telah direhab selama beberapa tahun terakhir. Namun sebagian ruang kelas lainnya belum terjamah instansi terkait karena anggaran rehab ruang kelas terbatas.

Perbaikan ruang kelas kategori berat dilakukan secara bertahap dengan mengandalkan bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan APBD II. “Kami selalu mendata kondisi ruang kelas SDN yang tersebar di 12 kecamatan. Data kondisi ruang kelas menjadi acuan utama saat perngerjaan proyek rehab ruang kelas,” tutur dia.

Advertisement

Pada 2016, ada lima SDN yang ruang kelasnya bakal direhab antara lain SD Baki Pandeyan 1, Kecamatan Baki; SDN Kenep 2, Kecamatan Sukoharjo, dan SDN Gentan 2, Kecamatan Bulu. Anggaran rehab ruang kelas berasal dari APBD Pemkab Sukoharjo. Anggaran rehab setiap sekolah berbeda-beda tergantung kondisi kerusakannya.

Mulyadi menjelaskan sejatinya ada ruang kelas dalam kondisi rusak sedang dan ringan. Kendati rusak namun ruang kelas itu masih bisa digunakan untuk proses KBM setiap hari. Hanya, lambat laun kerusakan ruang kelas dikhawatirkan bertambah parah apabila tak segera direnovasi. “Misalnya di SDN Mulur 3, memang ada kerusakan atap bangunan namun masih bisa digunakan untuk KBM. Tak ada masalah, namun tetap kami pantau setiap bulan,” papar dia.

Lebih jauh, Mulyadi juga akan mengajukan proposal bantuan dana kepada Pemprov Jateng untuk membiayai rehab ruang kelas. Berdasarkan data Disdik Sukoharjo, jumlah total jumlah ruang kelas SDN sekitar 4.000 ruang yang tersebar di 12 kecamatan se-Sukoharjo.

Advertisement

Sementara itu, seorang warga Desa Sugihan, Kecamatan Bendosari, Nurimah, menilai perhatian instansi terkait terhadap kondisi sarana dan prasana (sarpras) sekolah di perdesaan masih minim. Hal ini bisa mengganggu proses KBM setiap hari. Berbeda dengan sekolah di perkotaan yang kerap direhab. Nurimah berharap fasilitas maupun sarpras sekolah di wilayah perdesaan sebanding dengan sekolah di perkotaan,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif