Jogja
Minggu, 4 Juni 2017 - 13:20 WIB

PENDIDIKAN JOGJA: Pemberian Hibah Komputer Terkendala Masalah Ini

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). (JIBI/Solopos/Antara)

Pendidikan Jogja, siswa diharapkan dapat leluasa menggunakan komputer

Harianjogja.com, JOGJA – Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) akan mengupayakan bantuan hibah ke pemerintah pusat berupa komputer bagi sekolah-sekolah yang belum memiliki fasilitas itu. Harapannya, tahun depan sekolah-sekolah tidak harus menumpang ke sekolah lain ketika pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK).

Advertisement

Selain untuk ujian, Kepala Disdikpora Kadarmanta Baskara Aji menuturkan komputer juga dapat dipergunakan untuk aktivitas belajar mengajar siswa.

Baca Juga : PENDIDIKAN JOGJA: Hibah Komputer Tidak Boleh Hanya Dipakai Ujian

Aji menyebut, ada hal yang menjadi kendala dalam program bantuan tersebut. Kendalanya apabila suatu sekolah hanya memiliki murid sedikit. Padahal bantuan hibah ada persayaratan suatu sekolah memiliki minimal 100 siswa.

Advertisement

“Sementara masih banyak sekolah, kebanyakan swasta yang siswanya tidak sampai di angka itu,” terangnya, Jumat (2/6/2017).

Pada ujian nasional SMP tahun ini DIY sudah menyelenggarakan 100% dengan sistem komputer meski memang masih banyak sekolah yang harus mendompleng. Dari 533 sekolah yang ada di DIY, sebanyak 265 SMP masih ujian menggabung karena belum memiliki komputer untuk ujian. Jika didasarkan pada jumlah peserta, dari 51.133 peserta ujian, sebanyak 34.328 yang sudah ujian di sekolah sendiri. Artinya masih ada 16.805 siswa yang masih harus menumpang ujian di sekolah lain.

Persebaran sekolah yang harus ujian menumpang merata di semua wilayah di DIY. Di Kota Jogja, dari sebanyak 8.178  peserta, 27% di antaranya masih menggabung. Kemudian di Bantul peserta ujian mendompleng mencapai angka 47% dari keseluruhan peserta sebanyak 12.614 siswa. Di Kulonprogo lebih parah lagi, dari 5.851 peserta ujian 81% di antaranya masih ujian di sekolah tetangga. Sementara di Sleman, dari 14.577 peserta ujian, yang mendompleng sebanyak 26%. Terakhir di Gunungkidul 56% siswa masih ujian di sekolah lain dari total peserta sebanyak 9.913 siswa.

Advertisement

Sebelumnya hasrat bisa dibantu dalam hal pengadaan komputer sempat diungkapkan sejumlah sekolah. Mereka ingin dalam UNBK tahun depan bisa menyelenggarakan secara mandiri di sekolahnya masing-masing.

“Tentu saja menyelenggarakan ujian di sekolah sendiri jauh lebih enak dan efisien, tidak harus merepotkan sekolah lain. Apalagi untuk UNBK ada simulasi beberapa kali,” ujar Kepala MTs Muhammadiyah Karangkajen Sukarni.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif